Kasus TBC di Batang Capai 1.800 orang, Pemkab Ajak Lintas Sektor Minimalisir Kasus

Jumat 02-08-2024,10:21 WIB
Reporter : Novia Rochmawati
Editor : Dony Widyo

BATANG, RADAR PEKALONGAN - Dinas Kesehatan Kabupaten Batang mendata kasus Tuberkulosis (TBC) di Batang mencapai 1.800 orang. Dimana 92 persen penderita masih rutin berobat. 

Kasus TBC di Batang ini seperti fenomena gunung es. Pasalnya hingga kini belum diketahui pasti berapa jumlah penderitanya. Hal ini lantaran penderita hanya dapat terpantau pasca berobat ke fasilitas kesehatan. 

Oleh karenanya, Pemkab Batang bersama lintas sektor mulai menggencarkan pemantauan intensif.

Sebagai tindak lanjut arahan dari Pemerintah Pusat, Pemkab berupaya mensinergikan pola untuk menurunkan jumlah penderita TBC di tahun 2030. 

BACA JUGA:Pasarkan Produk Lebih Luas, Pj Bupati Batang Harap Produk UMKM di Reban Dipasarkan Secara Daring

“TBC itu penyakit menular, jadi jika tidak kita tangani sejak awal dikhawatirkan akan lebih banyak yang tertular,” ujar Penjabat (Pj) Sekda Batang Ari Yudianto usai menjadi pembicara dalam Rencana Aksi Daerah Penanggulangan TBC, di Aula Dinkes Batang, Kabupaten Batang, Kamis 1 Agustus 2024.

BACA JUGA:Pimpin Sertijab 4 Kapolsek dan Kasat Binmas, Begini Pesan Kapolres Batang

Dikatakannya, Penularan bisa datang dari berbagai komunitas, maka dibutuhkan pula langkah promosi kesehatan dari dinas terkait didukung peran serta lintas sektor. 

“Tidak hanya Dinkes saja, tapi Kemenag yang memantau di lembaga pendidikan di bawahnya, Disdikbud, Disnaker memantau karyawan perusahaan termasuk TNI/Polri lewat institusinya terjun ke masyarakat,” jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinkes Batang Didiet Wisnuhardanto mengatakan, pengobatan yang dilakukan belum 100 persen karena masih banyak penderita yang enggan berobat karena berbagai faktor.

“Seringkali penderita TBC kalau tidak ada keluhan itu tidak mau berobat, makanya seperti fenomena gunung es, atasnya saja yang kelihatan,” terangnya.

Terkait TBC pada anak, penularan terjadi bukan dari sesama anak, melainkan dari orang dewasa di sekitar mereka. 

“Mereka bisa tertular dari orang tua, di sekolah, bahkan dari pembantu atau pengasuhnya. Kalau pengobatan untuk anak tentu berbeda dari takaran dosisnya saja," tandasnya.. (nov) 

Kategori :