Dia merasa cocok dan se-frekuensi karena memiliki pemikiran yang sama yaitu pertanian ramah lingkungan tanpa pestisida.
Memanfaatkan Pekarangan Rumah untuk Swasembada Pangan
Dalam upaya mewujudkan impian tersebut, pasutri ini menanam berbagai macam tanaman yang bisa ditanam di pekarangan rumah.
Tentu saja dengan konsep ramah lingkungan tanpa penggunaan pestisida. Pestisida meski menyuburkan namun bisa merusak unsur hara tanah.
Tanaman itu mulai dari sayur-mayur, tanaman obat, tanaman buah jeruk dan sebagainya. Bila butuh bisa langsung memetiknya tanpa mengeluarkan uang.
Sistem Rantai Makanan
Nurul Widiawati dalam memanfaatkan pekarangan rumah untuk swasembada pangan menerapkan sistem rantai makanan.
Misalnya ketika daun sudah menua, maka daun itu diberikan kepada ulat. Lalu ulat akan menghancurkannya jadi pupuk alami.
BACA JUGA:Hari Bhakti Adhyaksa Ke-64, Kejaksaan Negeri Kabupaten Pekalongan dan TPID Gelar Bazar Pangan Murah
BACA JUGA:Antisipasi Penyimpangan Dana Desa, Kejari Kabupaten Pekalongan Beri Penerangan Hukum Kepada Kades
Sementara ulat yang sudah besar bisa dikasih makan ke ayam. Ayam pun mengeluarkan kotoran dan bisa dimanfaatkan sebagai pupuk alami.
Sistem rantai makanan ini diterapkan untuk mencegah penggunaan pupuk pestisida. Jadi secara alami pemupukannya dengan menggunakan dedaunan dan kotoran ayam.
Setiap Hari Panen
Selama memanfaatkan pekarangan rumah untuk swasembada pangan, Nurul Widiawati dan Sri WIbowo selalu panen setiap hari secara bergantian.
Hari ini panen sayur, besok panen jamur. Nurul dan sang suami tak cuma menanam sayuran dan tanaman buah, tapi juga beternak.
Peternakan ayam sederhana tapi mampu memenuhi kebutuhan telur setiap hari. Menurut penuturan Nurul, tiap hari panen 3 sampai 4 telur.