Sementara itu, salah satu korban perang batu, Rudi (38), warga Kajen, mengaku saat kericuhan itu terjadi ia berada di sebelah kanan mobil paslon Fadia.
"Kondisinya semrawut. Saya kena batu dua kali, di hidung dan bibir. Yang paling parah di bibir ini dan sempat dievakusi ke rumah sakit dan sempat dijahit," katanya.
Ia menambahkan, tak memperkirakan jika acara pengambilan nomor urut paslon bupati dan wakil bupati Pekalongan di KPU Kabupaten Pekalongan tersebut akan ricuh.
"Saya tidak pernah memperkirakan akan ada kericuhan," ucapnya.