KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Masyarakat Kabupaten Pekalongan mengeluhkan maraknya unggas mati mendadak. Diduga unggas-unggas ini seperti ayam dan entok terserang penyakit flu burung.
Muji (60), warga Desa Kayugeritan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, Senin, 17 Februari 2025, mengatakan, tiga ekor entoknya yang berukuran besar tiba-tiba mati tanpa menunjukkan gejala.
"Sore masih sehat saat dimasukkan kandang, paginya tiba-tiba mati," kata dia.
Oleh karena itu, tiga ekor entoknya yang sudah dewasa disembelih untuk mengantisipasi entok-entok itu mati mendadak.
"Yang masih kecil-kecil kita biarkan, semoga bisa bertahan," ungkap dia.
Fajril Saputra (40), warga Desa Kalimojosari, Kecamatan Doro, menyatakan, di desanya juga marak ayam mati mendadak. Ia mengatakan, cuaca ekstrem diduga sebagai pemicu banyak ayam mati di desa.
"Mungkin faktor cuaca. Banyak ayam di sini bertumbangan. Padahal ini menjelang Lebaran, ndak sampai dipotong untuk Lebaran nanti," kata dia.
Kabid Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pekalongan, drh Arif Rahman, mengatakan, dari beberapa laporan yang masuk dan sempat ada beberapa yang dibedah, unggas-unggas yang mati itu gejalanya mengarah ke flu burung.
Pasalnya, kata dia, flu burung ini sekarang sudah menjadi endemis. "Jika ingin selamat ya harus divaksin," tandas dia.
Ia pun mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai flu burung. Sebab, flu burung itu zoonosis, atau penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia.
Meskipun, kata dia, belum ada bukti yang kuat untuk zoonosisnya, sehingga masih perlu penelitian lebih lanjut.
"Karena sifat virus flu burung ini yang bisa bermutasi, tidak menutup kemungkinan akan menjadi zoonosis, karena perkembangan dari mutasi virusnya itu," ujar dia.
Masyarakat diimbau saat ada unggas yang akan disembelih dengan gejala terkena flu burung prosesnya harus dilakukan dengan higienis.
Menurutnya, jika unggas dimasak dengan benar, maka bisa dikonsumsi dengan aman.