Disway award
iklan banner Honda atas

Abrasi Pantai Kramatsari Pemalang Kian Parah, Ahmad Luthfi Instruksikan Perbaikan Tanggul Kandang Jangkrik

Abrasi Pantai Kramatsari Pemalang Kian Parah, Ahmad Luthfi Instruksikan Perbaikan Tanggul Kandang Jangkrik

Gubenur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengecek langsung kondisi tanggul Kandang Jangkrik yang jebol di Pantai Kramatsari.-Istimewa -

PEMALANG – Gubenur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengecek langsung kondisi tanggul Kandang Jangkrik yang jebol di Pantai Kramatsari, Desa Blendung, Kecamatan Ulujami Kabupaten PEMALANG

Sebab, Pantai Kramatsari Pemalang yang sempat menjadi primadona wisata pada zamannya, kini kondisinya memprihatinkan lantaran diterjang abrasi. Tak pelak, kondisi itu turut merenggut mata pencaharian sebagian warga setempat. 

Dalam kunjungan itu, Luthfi menginstruksikan agar penanganan tanggul yang jebol tersebut dipercepat. 

"Paling pokok, masyarakat kita tidak boleh terdampak, jangka pendek ini harus segera kita selesaikan yang ini, sekitar 1 KM," kata Luthfi saat meninjau lokasi pada Rabu, 28 Mei 2025.

BACA JUGA:Ahmad Luthfi Cek Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan, Tanggul Laut akan Difungsionalkan pada Januari 2026

BACA JUGA:Soloraya Great Sale Dibuka 29 Juni, Ahmad Luthfi: Bakal Dongkrak Investasi dan Ekonom

Di samping itu, upaya pencegahan juga harus digenjot. Salah satunya adalah menggalakkan penanaman mangrove di sepanjang pesisir Pantura Jateng. Ia meminta kepada seluruh stakeholder, baik Bupati, Wali Kota Kapolres, Dandim, masyarakat, penggerak lingkungan untuk menanam mangrove.

Sementara untuk penanganan jangka menengah, kata Luthfi, dilakukan pendataan masyarakat di wilayah terdampak rob. Kemudian melakukan analisa terkait tambak, sawah, dan lain sebagainya. 

"Jangka panjangnya kita sudah punya contoh Sayung. Tahun 2025-2027 tanggul laut sudah mulai berjalan dan kolam retensi. Ini nanti akan kita analisa terkait tanggul laut, akan kita tarik dari Sayung sampai Brebes," katanya.

Salah seorang warga Desa Blendung, Kecamatan Ulujami, Pemalang, Harini mengatakan, sekira tahun 2017-2018,  adalah masa jaya Pantai Kramatsari.

Ribuan masyarakat menjadikan pantai ini sebagai tujuan wisata.  Banyaknya kunjungan, otomatis mengatrol perekonomian warga sekitar. 

"Bahkan sehari semalam, pas akhir pekan saya pernah dapat Rp6 juta. Waktu itu harga es teh masih Rp1.000," kata dia yang merupakan pemilik warung yang masih bertahan.

Namun sejak 2019, semua berubah. Abrasi telah menelan bibir pantai sekitar 50 meter. Akibatnya, 33 warung amblas, jalan dan tiang listrik tenggelam, wahana wisata rusak. Kini, tak ada lagi pengunjung wisata karena akses jalan pun tergenang rob.

Warga sudah berusaha mengatasi kondisi lingkungan yang rusak tersebut. Tahun 2024 lalu, mereka swadaya membangun tanggul di bibir pantai dengan bambu. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: