Kembalikan Kejayaan Petani dan Peternak Boyolali dengan Ekonomi Sirkular Lewat Pelatihan
Para pembicara sedang menyampaikan beternak dan bertani integratif dalam konsep ekonomi sirkular digelar di Kauman, Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Minggu (21/12/2025). -Istimewa -
“Hal ini akan menambah penghasilan di waktu yang cepat,” katanya.
Kendati begitu, imbuhnya, dalam pengelolaan hutan rakyat, tidak cukup integrasi saja, tetapi dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, swasta, perguruan tinggi, dan masyarakat sebagai penggarap hutan.
Ketua Koperasi Tani Ternak Sejahtera Wahid Ikhsani Putra menekankan pentingnya integrasi agroforestri, beternak, bertani dan berkebun. Karena itu, masyarakat yang saat ini beternak, diajarkan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian sebagai petani yang bermental produsen untuk keberlanjutan (suistanable).
“Integrasi dan ekonomi sirkular harus dilakukan untuk efisiensi usaha,” kata Wahid.
Dia mencontohkan, ternak yang dipelihara para petani bisa meniadi pabrik kompos. Kotoran ternak baik padat maupun cair yang dulu terbuang percuma, kini harus diolah menjadi kompos untuk pertanian yang berkelanjutan.
“Pelatihan dan diskusi ini mengajak masyarakat memproduksi pupuk hayati dengan bahan baku kotoran ternak yang tersedia di sekitar mereka,” katanya.
Konsep ini penting, karena mendidik petani dan peternak untuk menjadi ‘Petani peternak Ekologi’. Maksudnya, kegiatan bertani ini tidak merusak alam, tapi sekaligus melakukan konservasi secara ekologi, dengan menghasilkan nilai ekonomi.
“Konservasi, ekologi, dan ekonomi ini merupakan Inovasi yang harus dilakukan dalam berwirausaha, sehingga akan tercipta sistem integrasi usahatani yang menjaga keseimbangan alam. Istilahnya Inoagropreneurship,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Kauman, Widodo menyatakan, Desa Kauman ini mempunyai potensi lahan yang luas, area pesawahan padi mencapai 100 hektare, petani jagung 100 hektare, dan area Hutan Desa 200 hektare.
“Kami sangat senang dengan adanya acara ini. Kami berharap pendampingan ini terus berkelanjutan sehingga masyarakat petani meraih kesejahteraan,” katanya.
Sedangkan Ketua Kelompok Tani Hutan Kauman Bisa, Muh. Ihsan Setiawan mengatakan, dengan pelatihan ini mampu membuka pandangan dan harapan baru para anggotanya.
BACA JUGA:Tebing Longsor Tutup Akses Desa Sidomulyo-Lebakbarang, Longsor Juga Terjadi di Desa Pamutuh
BACA JUGA:Wujudkan Desa Mandiri Sampah, Tim KKN Unikal Fasilitasi PKK Surobayan Studi Tiru ke Desa Rowokembu
Mengingat jumlah angota KTH 344 KK dan area lahan yang sangat luas. Perlu media untuk terus belajar agar bisa menerapkan usaha tani yang berkelanjutan.
Direktur DPMA IPB University Dr. Handian Purwawangsa menegaskan peningkatan kapasitas petani menjadi fondasi utama transformasi pertanian. Menurutnya, petani perlu dibekali kemampuan teknis agar tidak terus bergantung pada pupuk kimia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
