Sapi Mati Diserang Penyakit Mulut Dan Kuku, Peternak di Kabupaten Pekalongan Merugi
Polisi gencar melakukan sosialisasi pencegahan PMK seiring merebaknya kasus ini di Jawa Tengah, termasuk di Kabupaten Pekalongan.-Hadi Waluyo-
KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Serangan penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali merebak di sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Di Kabupaten Pekalongan, sejak akhir tahun 2024 hingga awal tahun 2025 ini sedikitnya sudah ada 55 ekor sapi terjangkit PMK.
Meski penyakit ini tak menular kepada manusia, namun potensi kerugian besar bisa dialami peternak jika mereka tak antisipatif menghadapi serangan PMK.
Ternak bisa mati jika terlambat penanganannya. Atau harga jualnya anjlok jika ternaknya terjangkit penyakit mulut dan kuku.
Darmo, peternak dari Petungkriyono, Rabu, 8 Januari 2025, menuturkan, penyakit mulut dan kuku (PMK) mulai memasuki Petungkriyono. Bahkan, kata dia, sudah ada ternak sapi yang mati akibat terserang PMK.
"Sapi yang mati milik Pak Sahuri," kata dia.
Satu ekor sapi miliknya juga terpaksa disembelih lantaran terjangkit PMK. Ia memilih untuk menyembelihnya lantaran takut sapinya itu mati. Akibatnya peternak di Kabupaten Pekalongan merugi.
"Daripada mati, makanya tak sembelih. Ya rugi sekitar Rp 10 juta," katanya.
Sementara itu, Slamet, peternak sapi lainnya dari Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, mengatakan, sapi-sapi miliknya aman dari serangan PMK.
Pasalnya, sapi-sapi miliknya sudah divaksin oleh petugas dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pekalongan.
"Alhamdulillah sapi-sapi saya aman. Pengamanannya berlapis. Minggu kemarin sudah divaksin dari Bidang Peternakan, DKPP Kabupaten Pekalongan," ujar dia.
Dikatakan, untuk harga sapi di Petungkriyono masih normal. Belum terlalu terpengaruh dengan merebaknya PMK di beberapa daerah lainnya di Jawa Tengah.
"Untuk harga sapi saat ini masih normal," kata dia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

