Disway award
iklan banner Honda atas

Korban Banjir Bandang di Pekalongan Masih Hidup di Tenda, 44 Hari Pasca Banjir Bandang

Korban Banjir Bandang di Pekalongan Masih Hidup di Tenda, 44 Hari Pasca Banjir Bandang

Korban banjir bandang di Kabupaten Pekalongan masih hidup di bawah tenda.-Hadi Waluyo-

KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Sudah 40 hari lebih banjir bandang melanda wilayah Kabupaten Pekalongan, namun beberapa korban banjir nasibnya masih mengenaskan.

Paska rumah-rumah mereka hanyut dan roboh dihajar banjir bandang Sungai Welo dan Sungai Sengkarang, beberapa keluarga korban banjir bandang masih hidup di bawah tenda BNPB.

Kehidupan mereka mengenaskan. Hidup di bawah tenda bersama anak-anaknya. Siang hari, kepanasan. Malam hari, dingin menusuk tulang. 

Salah satu korban banjir yang bertahan di tenda adalah keluarga Mustakim (46), di Dukuh Paesan Selatan RT 003 RW 008, Kelurahan Kedungwuni Barat, Kecamatan Kedungwuni. Ia bersama istri dan tiga anaknya yang masih kecil hidup di bawah tenda orange BNPB.

Baca juga:Akibat Banjir Bandang, 46 Rumah Warga di Kedungwuni Pekalongan Rusak

Akibat rumahnya roboh diterjang banjir bandang pada Senin malam, 20 Januari 2025, Mustakim beserta istri, Ade Juwariyah (42) dan anak-anaknya, M Ihsan Syadid (12), Nur Laeli Aryani (7), dan Nur Laila Febriyani (5) hingga kini masih bertahan di tenda.

Juwariyah, Selasa, 4 Maret 2025, menuturkan, ia tak menyangka rumahnya akan roboh dihajar banjir. Pasalnya, saat hujan deras beberapa hari sebelum kejadian itu, rumahnya masih aman dari banjir.

"Saat hujan, biasanya ndak apa-apa. Tapi malam itu, saat buka pintu, air masuk rumah setinggi paha," tutur dia. 

Pada saat itu, anak-anak masih tidur. Ia dan suaminya langsung menyelamatkan anak-anaknya ke lokasi yang lebih tinggi, agar aman dari terjangan banjir bandang yang arusnya deras. 

"Banjir kian besar dan arusnya sangat deras. Rumah langsung roboh," katanya.

Malam itu ia tak sempat mengamankan barang-barang berharga di dalam rumahnya. "Hanya beberapa yang sempat diamankan. Lainnya banyak hilang termasuk akta dan lainnya," katanya.

Dengan robohnya rumahnya itu, ia berharap bantuan dari pemerintah dan para donatur lainnya untuk bisa membangun kembali rumahnya yang sudah rata dengan tanah. Sehingga keluarganya bisa hidup lebih nyaman.

Camat Kedungwuni Bambang Dwi Yuswanto mengatakan, hingga saat ini masih ada tiga keluarga yang tinggal di tenda. Dua keluarga di Kelurahan Kedungwuni Barat, dan satu keluarga di Kelurahan Kedungwuni Timur.

"Lainnya ada yang ngontrak dan di rusunawa," terang dia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait