Kelompok Gangster Pelajar di Pekalongan Dibina Polisi, Menangis Saat Dipertemukan dengan Orang Tuanya
Jajaran Polsek Wiradesa, Polres Pekalongan, beri pembinaan kepada sekelompok pelajar yang diduga anggota gangster di Mapolsek Wiradesa, Kamis, 1 Mei 2025.-Hadi Waluyo-
KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Kelompok terduga gangster pelajar mendapat pembinaan oleh polisi di Mapolsek Wiradesa, Kamis, 1 Mei 2025.
Gerombolan ini sebelumnya dihalau warga saat diduga akan tawuran dengan senjata tajam di Grosir Pantura Bondansari, Pekalongan, Senin, 28 April 2025.
Tak hanya dibina, sebanyak delapan remaja terduga gangster ini diminta menyampaikan permintaan maaf secara terbuka di hadapan orang tua, guru, dan petugas kepolisian.
Dengan suara terbata dan mata mengeluarkan air mata, para pelajar yang sebelumnya terlibat aksi kenakalan jalanan ini mengakui kesalahan mereka dan berjanji tidak akan mengulanginya.
Baca juga:Tawuran Gangster di Pantura Wiradesa Gegerkan Warga, Seorang Pemuda Diamankan Warga
Kegiatan pembinaan ini merupakan bagian dari pendekatan humanis yang diterapkan oleh Polsek Wiradesa, sebagai langkah preventif untuk menyelamatkan generasi muda dari pengaruh buruk lingkungan.
Tidak hanya ditegur, mereka juga diberi kesempatan kedua untuk memperbaiki diri dengan pengawasan ketat dari keluarga dan sekolah.
Meski mereka sempat terindikasi melakukan tindakan yang meresahkan, Polsek Wiradesa memilih pendekatan yang lebih edukatif sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi muda.
"Kami menilai mereka masih berada pada usia yang labil dan butuh bimbingan. Oleh karena itu, pendekatan yang kami lakukan lebih kepada pembinaan, bukan penghukuman," kata Kapolsek Wiradesa, Iptu Maman Sugiarto, pada wartawan.
Ia tegaskan, jika mereka mengulangi perbuatannya lagi, maka proses hukum akan ditempuh.
Dalam kegiatan tersebut, para pelajar dari salah satu SMA/SMK di Wiradesa ini hadir bersama orang tua dan perwakilan dari sekolah masing-masing.
Mereka diberikan arahan langsung oleh jajaran Polsek dan diminta untuk melaksanakan wajib lapor secara berkala.
"Para pelajar diminta untuk secara langsung meminta maaf, kepada orang tua dan guru atas tindakan yang mereka lakukan. Mereka menangis dan menundukkan kepala serta menyampaikan permintaan maaf," ucapnya.
Iptu Maman menambahkan, setelah pembinaan selesai, para remaja tersebut dikembalikan kepada orang tua dan pihak sekolah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

