Rizal Bawazir Sebut BMT Mitra Umat Pekalongan Kembalikan Rp 27,5 Miliar Uang Anggota
Rizal Bawazier (tiga dari kiri) menegaskan bahwa pihaknya bersama DPRD, Wali Kota, serta Dinas Perdagangan Koperasi (Dindagkop) Kota Pekalongan akan terus mengawal proses ini sampai semua kewajiban benar-benar selesai.-istimewa-
PEKALONGAN – Upaya penyelesaian kewajiban Koperasi BMT Mitra Umat PEKALONGAN terhadap para anggota maupun nasabah masih terus berjalan. Hal ini disampaikan anggota Komisi VI DPR RI, Rizal Bawazier, yang menegaskan bahwa proses pembayaran meskipun belum menyeluruh, tetap dilakukan secara bertahap.
Menurut Rizal, hingga 14 Agustus 2025 tercatat pembayaran yang telah direalisasikan mencapai Rp 27,56 miliar. Dana tersebut diberikan kepada anggota maupun nasabah melalui mekanisme penyerahan aset yang dikonversi serta pencairan dalam bentuk uang tunai.
“Alhamdulillah hingga tanggal 14 Agustus 2025, telah terselesaikan pembayaran sebesar Rp 27.564.000.000 kepada anggota maupun nasabah,” ujar Rizal dalam keterangan pers yang diterima wartawan, Minggu 17 Agustus 2025.
BACA JUGA:Anggota DPR RI Rizal Bawazir Desak Kisruh Koperasi BMT Mitra Umat Pekalongan Secepatnya Diselesaikan
BACA JUGA:Hadiah Kemerdekaan: 2 Napi Rutan Pekalongan Langsung Bebas pada HUT ke-80 RI
Politikus senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menambahkan, pengurus BMT Mitra Umat sejauh ini menunjukkan sikap kooperatif dalam menyelesaikan kewajibannya. Pengurus berupaya menutup tunggakan dengan menjual aset yang dimiliki dan melakukan penagihan piutang.
Meski begitu, Rizal menekankan bahwa proses pembayaran masih akan terus diawasi hingga tuntas. Ia memastikan tidak boleh ada hak anggota atau nasabah yang terabaikan.
“Kami bersama DPRD, Wali Kota, serta Dinas Perdagangan Koperasi (Dindagkop) Kota Pekalongan akan terus mengawal proses ini sampai semua kewajiban benar-benar selesai,” tegas pria yang akrab disapa pak RB ini.
Ia juga mengakui penyelesaian ini tidak bisa berlangsung cepat. Namun, menurutnya, langkah bertahap yang sedang dilakukan menjadi bentuk nyata dukungan kepada anggota koperasi yang dananya masih tertahan.
“Mungkin belum bisa memenuhi harapan semua pihak, tetapi yang terpenting komitmen pengurus BMT tetap ditagih agar tidak ada yang tertinggal,” kata Rizal.
Dalam perjalanan penyelesaian kasus ini, lanjut dia, tidak sedikit hambatan dan dinamika yang muncul. Namun, seluruh proses dianggap sebagai bagian dari kerja keras bersama untuk menuntaskan persoalan yang menimpa ribuan anggota koperasi tersebut.
“Kalau ada suara-suara di luar, itu hal biasa. Yang jelas kami bersama semua pihak hadir untuk membantu masyarakat tanpa membeda-bedakan. Fokus kami adalah memperjuangkan nasib para korban, bukan kepentingan segelintir orang,” pungkas Rizal.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

