Disway award
iklan banner Honda atas

Membuka Luka, Menyembuhkan Diri, Pelajaran Psikologis dari Film Thunderbolts

Membuka Luka, Menyembuhkan Diri, Pelajaran Psikologis dari Film Thunderbolts

Psikolog Rizki Nuansa Hadyan menjadi pembicara dalam salah satu acara.-kiki-

Ghost tumbuh dalam rasa sakit fisik dan emosional akibat eksperimen yang dilakukan pada tubuhnya sejak kecil. Di sinilah pentingnya menghadirkan empati, baik dalam hubungan antarpersonal maupun dalam proses penyembuhan diri.

Misi yang Lebih Besar: Memaafkan Diri Sendiri

Thunderbolts menyampaikan bahwa tidak semua luka harus “diselesaikan” dengan kemenangan atau balas dendam. 

Beberapa luka hanya bisa diterima, dipeluk, dan dipahami. Film ini seolah berkata: “Tidak apa-apa jika kamu belum utuh. Yang penting, kamu mau mencoba menyembuhkan.”

Dalam kehidupan nyata, proses berdamai dengan masa lalu seringkali berlangsung lambat dan menyakitkan. 

Namun, melalui refleksi, terapi, dan hubungan yang suportif, seseorang bisa mulai membangun kembali jembatan antara dirinya yang sekarang dan inner child-nya yang dulu terlupakan. 

Hal ini bisa menjadi kunci untuk pertumbuhan emosional yang sehat.

Thunderbolts bukan sekadar film tentang tim bayangan yang diberi misi berbahaya. 

Ia adalah kisah tentang keberanian emosional—untuk melihat ke dalam diri sendiri. Mengakui luka lama, dan menerima bahwa kita semua adalah produk dari cerita yang lebih besar dari apa yang tampak di permukaan. 

Melalui kisah para antihero ini, kita diingatkan bahwa menjadi kuat bukan berarti tak terluka, melainkan berani menyembuhkan diri, satu langkah dalam satu waktu.

Berdamai dengan inner child adalah langkah penting dalam perkembangan psikologis seseorang karena memiliki dampak jangka panjang terhadap kesejahteraan emosional, relasi interpersonal, dan kualitas hidup di masa depan. 

Berikut adalah alasan-alasan pentingnya hal ini secara psikologis:

1. Membebaskan Diri dari Pola Lama yang Merugikan.

Banyak perilaku dewasa yang disabotase oleh luka masa kecil—seperti rasa takut ditolak, perfeksionisme, atau ketergantungan emosional. 

Dengan menyadari dan menyembuhkan inner child, seseorang dapat memutus siklus tersebut dan menjalani hidup yang lebih sadar dan sehat secara emosional.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: