Menuju Sekolah Adiwiyata Nasional 2019

Menuju Sekolah Adiwiyata Nasional 2019

*SMA Negeri 4 Pekalongan

PERSIAPAN - Para siswa-siswi serta guru SMA Negeri 4 Pekalongan tengan melakukan persiapan menuju sekolah Adiwiyata Nasional 2019, RAbu (9/10).

PEKALONGAN - Menuju sekolah Adiwiyata Nasional 2019, SMA Negeri 4 Pekalongan tengah genjar mempersiapkannya. Dengan melakukan kegiatan kebersihan lingkungan serta penataan lingkungan hijau sekolah, nampak antusias serta semangat para siswa-siswi beserta para guru yang terlibat di dalamnya, Rabu (9/10).

Waka Sarana dan Prasarana sekaligus Ketua Adiwiyata Nasional SMAN 4 Pekalongan, Ristiawati, mengungkapkan, Sekolah Adiwiyata sendiri merupakan sekolah yang peduli terhadap lingkungan hidup. Dan kegiatanya sendiri meliputi bagaimana cara merawat lingkungn serta peduli pada lingkungan hidup itu sendiri.

Disini ada empat komponen yang disiapkan pihak sekolah menuju Sekolah Adiwiyata diantaranya, Pertama pada kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan, kedua pelaksanaan kurikulum yang berbasis lingkungan, ketiga kegiatan sekolah yang berbasis partisipasi dan yang keempat pengelolaan sarana pendukung yang ramah lingkungan.

"Dan dalam hal ini keempat komponen tersebut di SMAN 4 Pekalongan sendiri sudah hampir melaksanakanya semuanya," imbuhnya.
Dikatakan Risti, ini salah satu langkah persiapan SMAN 4 Pekalongan dalam melengkapi komponen tersebut. Katakan saja dalam hal kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan itu dicirikan dari semua warga sekolah yang membiasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya.

Bukti nyata yang diterapkan disekolah dengan mengurangi sampah plastik yang berlebihan. Dimana plastik sampah yang diperoleh dari koperasi atau kantin sekolah, disini tidak menggunakan plastik untuk minum ,melainkan dialihkan pada gelas botol.

"Siswa disarankan untuk membawa botol minuman sendiri, sedangkan untuk minumnya disediakan memang dari sekolah. Meski beli minum dikantin pun disana disediakan gelas bukan plastik sebagai tempatnya. Jadi lebih mengurangi sampah plastik," lanjutnya.

Dicirikan lagi komponen kedua dimana kurikulum berbasis ramah lingkungan, setiap kegiatan belajar mengajar disini guru memasukkan unsur peduli lingkungan pada saat proses mengajar. Dibuktikan dengan adanya RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ) yang berhungan dengan lingkungan itu seniri.
"Misal mapel Matematika lantas hubungan dengan lingkungan apa, dengan menyuruh siswa membuang sampah dulu sebelum memulai belajar mengajar, jadi tidak hanya mapel yang berhubungan saja melainkan keseluruhan mapel diterapkan pula," katanya.

Di komponen Kegiatan partisipasi sendiri, dimana siswa telah membuktikan diri aktif mengikuti berbagai ajang perlombaan baik itu akademik, atletik maupun dibidang lainnya. Salah satu inovasi yang menonjol dan mendukung di SMAN 4 Pekalongan sendiri saat, pada inovasi sabun cuci tangan yang dibuat sendiri siswa dari Lidah buaya serta pengelolaan limbah juga ada.

"Hidroponik dan gren house selain digunakan untuk pembelajaran juga sebagai pembelajaran kewirausahaan, dimana anak diajari bagaimana menanam sayur hingga bagaimana bisa diproduksi keluar dan menghasilkan," kata Risti.
Sinerji antara siswa dan sekolah nyatanya berjalan lancar hingga sekarang, sehingga menciptakan Sekolah Adiwiyata disini bisa dibilang berjalan dengan baik. Tentunya semua itu akan terwujud berkat kerjasama antara siswa dan sekolah, bukan hanya satu guru saja melainkan seluruh warga sekolah pun turut berperan.

"Suatu program tidak akan bekerjasama sendiri tanpa kerjasama yang baik, kami berusaha membentuk teamwork baik menuju Sekolah Adiwiyata Nasional. Karena tahun 2018 baru memperoleh Adiwiyata Provinsi, diharapkan tahun ini bisa maju ke tingkat nasional tentunya," tegasnya. (ap3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: