Prasasti Sojomerto yang Menyanggah Hipotesa Syailendra

BATANG - PRASASTI Sojomerto yang berada di Kecamatan Reban bermakna strategis bagi kajian tentang sejarah peradaban kuno di nusantara, khususnya Pulau Jawa. Jauh sebelum Prasasti Sojomerto ditemukan, banyak peneliti sejarah yang meyakini jika asal usul Dinasti Syailendra adalah dari India atau sebagian menyebut Cina. Tetapi pesan yang tertulis dalam Prasasti Sojomerto justru menyiratkan jika Syailendra adalah raja asli nusantara.

Seperti diketahui, prasasti yang dipahatkan pada bebatuan andesit berukuran panjang 43 cm, tebal 7 cm dan tinggi 78 cm itu menggunakan aksara Jawa Kuno (Kawi) dengan dialek Melayu Kuno. Dari penggunaan huruf itulah, Prasasti Sojomerto diperkirakan berasal dari abad 7 Masehi.

Prasasti tersebut berisi 11 baris tulisan, di mana telah lapuk dimakan usia. Dikisahkan ihwal keberadaan negarawan nan dihormati, bernama Dapunta Salendra. Dia memjuka Dewa Siwa, ayahnya bernama Santanu dan ibunya Bhadrawati, sementara istrinya bernama Sampula. Tak heran, ahli epigraf, Prof Boechari, menilai "Dapunta Salendra" cocok dan merujuk ke tokoh Syailendra, penguasa Jawa Tengah pada abad 7-10 M.

Karena itu pula, pemerhati sejarah nusantara, MJA Nashir, menyebut Prasasti Sojomerto menjadi petunjuk penting tentang asal usul Wangsa Syailendra. Lebih dari itu, Sojomerto juga menggoyang hipotesa lama tentang peradaban Borobudur.

"Selama ini para ahli berdebat tentang asal usul trah Syailendra. Kalau Prasasti Sojomerto dibuka, maka publik akan melihat jejak peradaban Borobudur beserta trah Syailendra secara lebih terang. Maka hipotesa yang menyebut asal usul Syailendra itu dari India atau lainnya kan tidak bisa dipertahankan. Karena jejaknya ada Kabupaten Batang, tepatnya di Sojomerto," jelas Nashir. (red, diolah dari berbagai sumber)

Sumber: