Dalam Setahun, Ada 779.259 Siswa Putus Sekolah di Indonesia
Kemudian mengenai kurikulum, di kesetaraan dibuat fleksibel, bisa menyesuaikan. "Strukturnya berbeda, 60 persen akademik dan 40 persen muatan khusus atau pemberdayaan. Peserta didik dapat memilih sesuai minat. Dia juga tidak harus berangkat ke PKBM setiap hari," terangnya.
Selain itu, fleksibel dalam hal usia peserta didik. "Ini bisa menjadi solusi bagi orang dewasa yang usia ijazahnya sudah lama, dan ingin melanjutkan pendidikan," sambungnya.
Samto melanjutkan bahwa kini pendidikan kesetaraan sudah menerapkan layanan pembelajaran secara daring. Kemudian, bahan ajarnya disiapkan dalam bentuk modul yang bersifat konteksual dan fungsional. "Di kesetaraan juga tidak mengenal sistem semester, melainkan paket kompetensi. Kalau dia cepat, dalam empat bulan pembelajaranpun bisa selesai," tuturnya.
Disampaikan bahwa pemerintah, termasuk Pemkot Pekalongan, perlu melakukan intervensi dalam rangka meningkatkan partisipasi penduduk untuk bersekolah. Yang harus dilakukan, yakni orang dewasa (di atas usia 25 tahun) yang belum lulus SD diberikan program paket A setara SD (1 ijazah paket A dihargai lama sekolah 6 tahun). Kemudian, orang dewasa (di atas usia 25 tahun) yang belum tamat SMP diberikan program paket B (1 ijazah paket B dihargai lama sekolah 3 tahun). Sedangkan orang dewasa (di atas usia 25 tahun) yang belum tamat SMA/SMK diberikan program paket C (1 ijazah paket C dihargai lama sekolah 3 tahun).
Kegiatan seminar ini diikuti oleh kurang lebih 150 peserta. Antara lain terdiri dari Kelompok Kerja Kepala SD, MKKS SMP/MTs, pengawas TK/SD/SMP, Kepala dan Tutor PKBM, serta Ketua LKP se-Kota Pekalongan.
Mewakili Wali Kota, Asisten II Setda Kota Pekalongan, Erli Nuviati dalam sambutannya sekaligus membuka seminar, mengajak masyarakat Kota Pekalongan agar mau belajar di pendidikan kesetaraan, baik itu di Sanggar Kegiatan Belajar, PKBM, atau kejar paket bagi yang tidak memiliki kesempatan mengenyam pendidikan formal. "Tujuan dari pendidikan kesetaraan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan warga belajar sehingga dapat memiliki pengetahuan keterampilan dan sikap yang setara dengan lulusan SD/SMP/SMA," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan, Soeroso, mengungkapkan masyarakat banyak yang memberikan cara pandang yang belum patut terhadap pendidikan kesetaraan. Padahal, pendidikan kesetaraan memiliki hal istimewa karena di dalamnya diajarkan kecakapan hidup. Melalui Pendidikan kesetaraan diharapkan seseorang dapat mandiri, mampu menciptakan lapangan kerja, minimal untuk dirinya. Selain itu, berbagai materi kecakapan karakteristiknya menyesuaikan tempat atau wilayah kegiatan dilaksanakan. "Pendidikan kesetaraan tidak terikat dengan keseragaman, tapi mengedapankan keberagaman tanpa membedakan status sosial dan ekonominya," pungkas Soeroso.
Pada seminar kali ini juga diumumkan hasil lomba Pusat Kegiatan Gugus Tingkat Kota Pekalongan Tahun 2019. Juara I adalah Dabin Kecamatan Pekalongan Utara, Juara II Kecamatan Pekalongan Selatan, dan Juara III Kecamatan Pekalongan Barat. Selain itu, diumumkan pula peringkat Kejuaraan PAUD Berprestasi Tingkat Kota Pekalongan yakni Juara I KB Santo Yosep Pekalongan, Juara II KB Qurrota Ayun, dan Juara II KB Masyitoh Kramatsari. (way)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: