Prof Ade Dedi Rohayana Dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Fiqih
KOTA - Direktur Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan yang juga mantan Rektor IAIN Pekalongan, Prof. Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M. Ag. resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Fiqih di IAIN Pekalongan.
Pengukuhan dilakukan dalam Sidang Terbuka Senat IAIN Pekalongan di Kampus 2 IAIN Pekalongan, Rabu (22/12/2021) yang dibuka oleh Ketua Senat IAIN Pekalongan, Drs. H. Akhmad Zaeni, M. Ag. Acara pengukuhan dilakukan oleh Rektor IAIN Pekalongan, Dr. H. Zaenal Mustaqim, M.Ag.
Rangkaian acara pengukuhan diawali dengan pembacaan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 54146/MPK.A/KP/05.01/2021 tentang Kenaikan Jabatan Akademik Fungsional Dosen, serta pembacaan riwayat hidup Prof. Dr. Ade Dedi Rohana, M.Ag oleh Sekretaris Senat IAIN Pekalongan, Esti Zaduqisti, M.Si.
Disebutkan bahwa Profesor Ade Dedi Rohayaba lahir di Sumedang pada 15 Januari 1971 dan merupakan PNS Dosen pada IAIN Pekalongan.
Disebutkan pula bahwa Prof Ade Dedi Rohayana lulus Program Sarjana (S1) Jurusan Peradilan Agama pada Fakultas Syariah IAIN Sunan Gunung Djati Bandung pada tahun 1994. Kemudian Program Magister (S2), Konsentrasi Syariah, pada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (lulus tahun 1998), dan Program Doktor (S3), Konsentrasi Syariah, pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, lulus tahun 2008, dengan judul disertasi "Pengaruh Qawaid Fiqhiyyah terhadap Perbedaan Pendapat Fuqaha".
Adapun jabatan yang diemban, antara lain menjadi Dosen pada STAI Miftahul Huda Pamanukan Subang (1996-1999), Dosen pada STAIN/IAIN Pekalongan sejak 1998 sampai sekarang, Dosen Program Pascasarjana STAIN/IAIN Pekalongan sejak 2012 sampai sekarang. Dia juga sempat menjadi Ketua Jurusan Syariah pada STAIN Pekalongan pada 2006-2010, lalu menjadi Ketua STAIN Pekalongan (2010-2016), Rektor IAIN Pekalongan (2017-2021), dan menjabat Direktur Program Pascasarjana IAIN Pekalongan dari 2021 sampai sekarang. "Ada 20 karya ilmiah berupa jurnal nasional maupun internasional yang diterbitkan di dalam negeri maupun luar negeri," imbuh Dr. Esti.
Acara dilanjutkan dengan pidato pengukuhan oleh Prof Ade, dengan judul "Koneksitas Trilogi Fiqih". Dalam pidatonya, Profesor Ade diantaranya menjelaskan bahwa ada tiga bidang keilmuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu ushul fiqih, fiqih, dan kaidah-kaidah fiqih. Ketiganya ibarat konstruksi bangunan yang saling menguatkan. Kerapuhan pada salah satunya akan mengakibatkan kerapuhan pada bagian yang lain.
"Inilah yang saya maksud trilogi fiqih. Tujuan mempelajari trilogi fiqih ini yaitu ingun menghasilkan fiqih yang sesuai kehendak Allah dan RasulNya. Fokus perhatian ketiganya sama yaitu fiqih," jelas Prof Ade.
Disampaikan pula oleh Prof Ade bagi siapapun yang ingin memeperdalam keilmuannya dalam bidang ilmu fiqih maka otomatis harus memeprdalam keilmuan dalam bidang ushul fiqih dan kaidah fiqih. Eksistensi fiqih tidak lepas dari dua keilmuan itu.
Ushul fiqih merupakan ilmu yang berkaitan dengan bagaimana menggali fiqih dari sumbernya yaitu Alquran dan Hadits. Sedangkan fiiqh merupakan ilmu yang berkaitan denga bagaimana meneralkan fiqih agar sesuai dengan keinginan Quran dan Hadits. Para ahli fiqih menggali fiiqh dengan menggunakan metode yang jelas dan terukur sehingga hasilnya jelas dan akurat. Begitu menerakannya, harus memahami fiqih dan pedoman kaidahnya.
"Ketiga keilmuan ini ibarat mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Fiqih lahir karena ushul fiqih, dan fiqih dapat diterapkan secara tepat dan akurat karena kaidah fiqih. Ushul fiqih memperkuat fiqih pada segi penggaliannya. Sedangkan kaidah fiqih menguatkan fiqih pada segi penerapannya," imbuh Prof Ade Dedi Rohayana.
Sementara itu, Rektor IAIN Pekalongan Dr. H. Zaenal Mustaqim, M. Ag dalam sambutannya mengatakan bahwa di tahun 2021 ini IAIN Pekalongan banyak mendapat keberkahan dan anugerah. Dua diantaranya, yang pertama, beberapa waktu lalu IAIN Pekalongan secara resmi dinyatakan lolos bersama tiga IAIN lain untuk bertransformasi kelembagaan dari IAIN menjadi UIN. Dan insyaallah, kemarin saya sudah zoom meeting dengan keluarga Bu Hj Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, nama yang disepakati adalah UIN Abdurrahman Wahid. Alhamdulillah keluarga Gus Dur sudah merestui," bebernya.
"Yang ke dua, adalah anugerah kali ini, pengukuhan Profesor Ade sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Fiqih di IAIN Pekalongan. Ini adalah pengukuhan Guru Besar pertama kita. Prof Ade, beliau ini sangat luar biasa. Beliau serba yang pertama: Doktor pertama IAIN Pekalongan tahun 2008. Beliau juga Rektor pertama IAIN Pekalongan, dan yang ketiga, Beliau adalah Guru Besar pertama IAIN Pekalongan," imbuh Rektor.
Dr Zaenal berharap, pengukuhan Prof Ade sebagai Guru Besar itu harus menjadi pemicu sekaligus pembuka jalan bagi yang lain agar bisa juga menjadi Guru Besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: