Meski Zona Hijau, Risiko Penularan Tetap Ada

Meski Zona Hijau, Risiko Penularan Tetap Ada

*IDAI Sarankan Pembelajaran di Rumah sampai Desember

BATANG - Dokter Anak RSUD Batang, dr Tan Evi SpA, turut memberikan tanggapannya terkait pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah zona hijau di Batang. Menurutnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan anak-anak masih tetap di rumah minimal sampai bulan Desember 2020 dengan melihat perkembangannya.

"Pembelajaran tatap muka di zona hijau dengan menerapkan protokol kesehatan risiko tertular tetap ada. Sehingga kami sarankan anak minimal melaksanakan pembelajaran dari rumah sampai bulan Desember 2020," ujar dr Tan Evi Sp.A saat diwawancarai pada Senin (10/8/2020).

Oleh karenanya, dengan adanya pembelajaran tatap muka sejak 3 Agustus lalu, Ia juga menyarankan kepada pihak sekolah dan orang tua siswa agar menjaga protokol kesehatan. Seperti dengan jaga jarak minimal 1,5 meter, jumlah murid per kelas maksimal 18 siswa, pakai masker kain 3 lapis dan tiap 4 jam diganti, serta rajin cuci tangan.

"Anak yang berusia muda dan anak yang mempunyai penyakit penyerta lebih rentan terkena covid-19," imbuh perempuan yang kerap disapa dr Evi ini.

Disampaikannya, anak yang lebih besar bila terpapar covid lebih banyak yang tidak bergejala, tetapi mereka tetap bisa menularkan kepada orang lain termasuk gurunya bila mereka sekolah tatap muka.

"Oleh karena itu, alanghkah baiknya pembelaran online atau daring, Jadi Pembelajaran tatap muka jangan sampai muncul klaster baru, yakni klaster sekolah," tutur dr Evi.

Menurutnya, mencegah anak tidak tertular Covid-19 lebih sulit karena anak-anak tidak betah pakai masker berjam jam. Selain itu, belum semua anak mampu cuci tangan secara mandiri, dan menjaga jarak dengan orang lain.

"Jadi pada prinsipnya jangan ke sekolah, kecuali Penularan dan kematian menurun selama 2 minggu, penyemprotan disinfektan secara rutin, rapid test guru, wajib pakai masker, sarana cuci tangan, jaga jarak meja kursi," ungkapnya.

Tidak hanya itu, orang tua murid pun harus memberi contoh menggunakan masker, jaga jarak, cuci tangan, pulang sekolah cuci masker, tangan dan mandi. Begitu pula dengan anaknya yang harus siap mengikuti protokol kesehatanya.

"Lebih baik pembelajaran tatap muka ditunda tapi selamat, dari pada sekolah dibuka tidak selamat. Menurut para pakar, sekitar tahun 1966 sekolah juga tertunda 1 tahun, tetapi mereka sekarang tetap jadi profesor yang hebat hebat," pungkasnya.

Dia pun memberikan tips cara mengatur aktivitas anak selama belajar di rumah dengan mengarahkan dan menstimulasi anak, di antaranya orang tua harus kreatif dan sabar untuk bisa menstimulasi anak. Menstimulasi anak bisa tetap dilakukan meskipun ibu sambil mengerjakan tugas rumah tangganya, bahkan bisa bergantian dengan ayah.

"Belajar sambil bermain pada anak adalah metode yang paling tepat. Jadi jangan bosan dan orang tua tidak akan bosan bila mereka mempunyai banyak ide. Untuk anak usia 0 sampai 6 tahun, orang tua bisa membaca buku KIA stimulasi apa saja yang bisa diberikan untuk anaknya. Hampir semua Ibu, mempunyai Buku KIA." katanya

Di Batang sendiri sudah ada 4 orang anak terkonfirmasi positif karena tertular dari ibunya yang confirm Covid-19. Sementara 1 anak rapid test reaktif tapi hasil swabnya negatif. Sedangkan 1 bayi baru lahir dengan rapid test reaktif dari seorang ibu yang rapid reaktif dan dengan hasil swab yang masih dalam proses.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: