Realisasi Penukaran Kartu GPN Baru 12%

Realisasi Penukaran Kartu GPN Baru 12%

*Di Wilayah Eks Karesidenan Pekalongan

PERLIHATKAN KARTU GPN - Humas KPwBI Tegal, Tulus, saat memperlihatkan contoh kartu berlogo GPN terbitan Bank Jateng. BI tengah menggenjot realisasi penukaran kartu ATM atau debet non GPN ke kartu berlogo GPN.

KOTA - Diluncurkan sejak tahun 2017 lalu, realisasi penukaran kartu ATM/debet ke kartu berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di wilayah eks Karesidenan Pekalongan terbilang masih minim. Hingga September tahun 2019, realisasi kartu GPN yang dilaporkan terdistribusi baru mencapai 2.871 keping atau 12% dari stok yang yang disiapkan.

Humas Kantor Perwakilan (KPw) BI Tegal, Tulus menjelaskan, saat ini stok yang dimiliki perbankan yang ada di wilayah eks Karesidenan Pekalongan sebanyak 24.143 keping dan baru 12% yang terdistribusi. "Laporan dengan jumla tersebut, berasal dari 15 perbankan dari jumlah 27 kantor perbankan yang ada di wilayah eks Karesidenan Pekalongan," ungkapnya.

Menurut Tulus, masyarakat masih banyak yang belum paham dan mengetahui apa keuntungan beralih dari kartu ATM atau debit non GPN ke kartu GPN. Untuk itu, BI terus mendorong sosialisasi baik turun langsung ke lapangan maupun lewat media massa. "Kami selalu sampaikan ke berbagai elemen masyarakat," tambahnya.

Mengenai syarat penukaran, dijelaskan Tulus bahwa masyarakat yang akan menukarkan kartu ATM atau kartu debet ke kartu GPN tidak dikenai biaya. Tinggal datang ke perbankan dan membawa kartu ATM dan buku tabungan. "Syaratnya mudah dan cepat. Tinggal bawa ATM dan buku tabungan maka bisa ditukar secara gratis," katanya.

Kepala Unit Advisory Keuangan KPwBI Tegal, Henri Nosih S menambahkan, ada berbagai keuntungan jika masyarakat menggunakan kartu berlogo GPN. Seperti setelmen (sistem penyelesaian transaksi) yang dilakukan di dalam negeri bisa menghemat devisa. Sebelumnya, dengan kartu ATM atau debet non GPN maka setelmen dilakukan di luar negeri sehingga masyarakat dikenai fee.

"Dengan GPN maka biayanya hanya berputar di dalam negeri sehingga kita bisa menghemat devisa. Selain itu, kita bisa melakukan monitoring dan supervisi sendiri atas transaksi yang dilakukan masyarakat. Sehingga keamanan transaksi bisa kita jaga. Ini kaitannya dengan filosofi perlindungan konsumen," jelasnya.

Selanjutnya, dengan menggunakan kartu ATM atau debet berlogo GPN maka transaksi di pusat perbelanjaan, toko maupun warung dengan menggunakan mesin Electronic Data Capture (EDC) tidak perlu menyiapkan banyak mesin berdasarkan bank yang digunakan. Dengan kartu GPN, maka bisa digunakan untuk berbagai mesin EDC.

"Ini jelas lebih hemat untuk toko atau pusat perbelanjaan. Sehingga tidak perlu menyiapkan mesin EDC dari berbagai bank. Hanya satu mesin maka kartu bank apapun yang berlogo GPN bisa digunakan," tandasnya.(nul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: