Sampai 2019, Sudah Dibangun 10 Sumur Bor

Sampai 2019, Sudah Dibangun 10 Sumur Bor

*Mampu Layani 33.257 Warga yang Sulit Air
*Kemen ESDM Resmikan 3 Sumur Senilai Rp 1,2 M

RESMIKAN - Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan Antar Lembaga, Irjen Pol (Purn) E Widyo Sunaryo, meresmikan tiga sumur bor dalam yang dibangun di Kendal, kemarin.

KENDAL - Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) menyerahkan bantuan tiga unit sumur air dalam senilai Rp 1,2 miliar kepada Pemkab Kendal. Bantuan itu diperuntukkan bagi tiga desa, yakni Desa Sudipayung Kecamatan Ngampel, Desa Jambearum Kecamatan Patebon, dan Desa Ngadiwarno Kecamatan Sukorejo.

Penyerahan bantuan dilakukan dilakukan di lingkungan Ponpes Al Musyafak Desa Sudipayung, Kecamatan Ngampel, Jumat (20/9) kemarin oleh pejabat Kementerian ESDM didampingi Dinas ESDM Jateng kepada Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Kendal, Tavip Purnomo SH MM.

Staf Khusus Menteri ESDM, Irjen Pol (Purn) Drs E Widyo Sunaryo mengatakan, bantuan tersebut menjadi bagian dari program Badan Geologi Kementerian ESDM untuk mengentaskan permasalahan air bersih di daerah sulir air. Menurutnya, Kementerian ESDM terus meningkatkan anggaran program agar semakin luas menjangkau masyarakat yang kesuliran air.

Dijelaskan, persebaran daerah sulit air bersih di Indonesia masih cukup tinggi, baik karena kelangkaan sumber maupun kualitas yang buruk. Hal itu ditandai dengan masih banyaknya permintaan bantuan sumur bor air tanah dalam di berbagai wilayah di Indonesia. Tahun ini, Kementerian ESDM bakal membangun sumur bor sebanyak 650 unit di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk Kabupaten Kendal sendiri, pembangunan sumur bor baru dimulai tahun 2011 dan sampai 2019 telah terbangun 10 unit. Adapun kapasitasnya mencapai 706.406,4 m3/tahun, sumur bor-sumur bor ini mampu melayani sekitar 33.257 jiwa penduduk.

"Sumur bor di Desa Sudipayung ini memiliki spesifikasi teknis kedalaman hingga 125 meter, konstruksi pipa besi galvanis diamater 6 inchi, pasokan listrik dari genset dengan kapasitas hingga 12 KVa, menggunakan pompa selam (submersible) 3 PK, dan dilengkapi dengan rumah genset, rumah pompa, dan bak penampungan air berkapasitas 5000 liter. Dengan debit air rata-rata 2,24liter/detik, sumur bor ini mampu melayani kebutuhan air bersih sampai dengan 3.226 jiwa," jelas Widyo.

Program penyediaan air bersih melalui pengeboran air tanah dalam sudah dimulai Kemen ESDM sejak tahun 2000. Tercatat, tahun 2005-2019 telah dibangun 2.288 unit sumur bor, meyalani sekitar 6,6 juta jiwa masyarakat di daerah sulit air, dari Sabang sampai Marauke.

Sementara, Dr Ir Sujarwanto Dwaiatmoko MSi dari Dinas ESDM Jateng menjelaskan, penyerahan bantuan tersebut menandakan bahwa sumur bor yang telah dibangun pada tahun 2019 dapat secara penuh digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

"Penyerahan ini juga dimaksudkan sebagai bahan sosialisasi kepada masyarakat bahwa pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian ESDM, memiliki program yang pro terhadap kesejahteraan masyarakat, yaitu pengentasan daerah sulit air bersih melalui pengeboran air tanah dalam. Di mana beberapa daerah di wilayah Jawa Tengah masih mengalami permasalahan penyediaan air bersih karena kondisi alamnya," terangnya.

Sejak tahun 2005 sampai 2019, di Jateng telah dibangun sebanyak 454 unit sumur bor dalam. Tahun ini, rencananya dibangun lagi sebanyak 91 unit sumur bor, 13 unit di antaranya telah selesai pada akhir Agustus kemarin.(fik/lid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: