Sari Yuliastuti Gagas Pembelajaran PIT Cilik

Sari Yuliastuti Gagas Pembelajaran PIT Cilik

PEKALONGAN - Guru TK Negeri Pembina Kota Pekalongan Sari Yuliastuti, SPd, AUD, MPd menggagas pembelajaran kreatif yang dinamakan PIT Cilik. PIT Cilik ini satu sisi memang alat belajarnya menggunakan sepeda kecil yang diisi buku-buku cerita bergambar. Sisi lain PIT Cilik adalah singkatan dari pembelajaran integratif terpadu cinta literasi untuk anak-anak. Demikian dituturkan Guru TK Negeri Pembina Kota Pekalongan, Sari Yulisatuti, SPd, AUD, MPd dalam satu tayangan instagram live dengan Radar Pekalongan, Selasa (14/9).

Menurut Sari, ide sederhana yang berdampak luar biasa tersebut berawal dari kegundahan dirinya bagaimana caranya agar anak-anak TK mau untuk membaca atau dibacakan buku. Akhirnya dengan alat seadanya, dibuatlah properti terdiri dari sepeda, kemudian tempat buku dan aksesoris lainnya yang menarik bagi siswa TK. Dan buku-buku untuk bacaan anak TK ditaruh di sana.

Setiap hari sebelum pandemi, tambah Sari, anak-anak berkerumun untuk melihat buku-buku yang ada di PIT Cilik tersebut. Ketika anak tertarik kepada satu buku, maka diambillah buku tersebut. Konsekuensinya, guru atau orang tua yang mendampingi berkewajiban membacakan buku tersebut. Sudah jelas, buku yang ada kebanyakan adalah buku-buku cerita bergambar yang mudah dipahami anak-anak tingkat TK.

Menurut Sari, metoda ini adalah cara yang sangat efektif untuk menumbuhkan cinta buku, cinta literasi. Anak dibiasakan untuk mendengarkan bacaan. Kelak setelah dewasa nanti, maka dipastikan mereka sendiri yang akan mencari buku yang mereka sukai dan membacanya sendiri karena mereka sudah bisa membaca. Namun untuk menumbuhkan minat tersebut bukanlah sesuatu yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Perlu pembiasaan sejak kecil.

Ini juga, tambah Sari adalah sarana untuk membangun karakter. Karakter disiplin dalam rutin membaca. Bangsa-bangsa yang sudah maju mengawali kemajuan mereka dengan mencintai buku. Negara seperti Jepang sangat konsen terhadap kemajuan bangsanya dan diawali dengan mencintai buku. Tiada hari tanpa membaca buku. Kelak ketika anak-anak dewasa, mereka akan membuat sesuatu yang baru sesuai zamannya. (sep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: