Selama Pandemi, Kunjungan Pasien Turun

Selama Pandemi, Kunjungan Pasien Turun

Padahal DBD dan Penyakit Lain Mengintai

Selama masa pandemi Covid-19, tingkat kunjungan pasien di rumah sakit menurun tajam. Diperkirakan, warga takut terpapar virus corona saat berada di rumah sakit atau takut terindikasi reaktif corona sehingga khawatir akan dimasukkan ke ruang isolasi.

Padahal pada saat ini sejumlah penyakit mengintai seperti penyakit demam berdarah dengue (DBD), diare, dan lainnya. Meskipun diindikasikan harus mondok di rumah sakit, pasien ada yang tidak mau menjalani rawat inap di rumah sakit.

Kondisi itu dibenarkan Kabid Pelayanan Medis RSUD Karanganyar dr Imam Prasetyo, Kamis (18/6/2020).

"Dengan adanya Covid-19, tingkat kunjungan pasien menurun tajam. Penurunan hampir 60 persen. Mungkin pasien takut ke rumah sakit," terang dia.

Diakuinya, ada pasien yang indikasi mondok disuruh mondok menolak. Hal ini bertolak belakang pada saat belum ada pandemi Covid-19, tidak ada indikasi mondok pun ingin rawat inap di rumah sakit.
"Saat pandemi ini ada juga pasien DB menolak rawat inap, alami diare, kejang, dan indikasi mondok suruh mondok ndak mau, tapi itu memang hak pasien," kata dia.

Untuk itu, ia mengimbau kalau misalnya pasien membutuhkan pelayanan RS dan ada indikasi mondok ndak masalah untuk mondok. Pasalnya, kata dia, ruang perawatan untuk Covid-19 terpisah jauh dari ruangan lainnya, dan ada ruang isolasi sendiri.

"Apalagi penanganan pasien Covid-19 saat ini sudah turun banyak. Hanya satu PDP yang saat ini dirawat. Selama 17 Maret hingga sekarang kita rawat ODP dan PDP hasil swabnya tidak ada yang positif jadi tidak usah khawatir," kata dia.

Dikatakan, ruang poli di RSUD Kajen juga sudah dibuka seperti biasa, namun tetap dengan mengedepankan protokol kesehatan. Di antaranya harus memakai masker, cuci tangan, dan menjaga jarak. "Jika saat diukur suhunya di atas 37,5 maka kita minta pulang atau lewat IGD," kata dia, seraya mengatakan untuk jam besuk masih ditiadakan dengan alasan-alasan tertentu.

Disinggung kasus DB yang dirawat di RSUD Kajen, dr Imam menerangkan, selama bulan Mei-Juni 2020 ada 78 pasien DB yang dirawat di RSUD Kajen. Dengan rincian, pasien laki-laki 25 orang dan perempuan 26 orang, atau ada 51 pasien dewasa, dan 27 pasien anak-anak. Kasus terbanyak berasal dari Kecamatan Kajen ada 8 orang, disusul Karanganyar dan Kesesi masing-masing lima kasus.

"Dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu ada pasien dewasa 54 orang dan anak-anak 20 kasus, sehingga jumlah kasusnya hampir tidak berbeda jauh. Tahun lalu yang paling banyak di Karanganyar dengan 14 kasus, tahun ini paling banyak di Kajen. Alhamdulillah tidak ada pasien meninggal akibat DB," kata dia. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: