Serunya Belajar Bahasa Isyarat

Serunya Belajar Bahasa Isyarat

AJARKAN - Teman Tuli saat mengajarkan bahasa isyarat kepada peserta Kelas Bahasa Isyarat (KBI), Minggu (13/10).

KOTA - Komunitas Gerakan Peduli Anak Difabel (GPAD) rutin menggelar Kelas Bahasa Isyarat tiap Minggu Sore di SLB PRI Kota Pekalongan. Seperti yang terlihat, Minggu Sore (13/10) para peserta dibagi melingkar per kelompok dengan satu pemateri teman tuli. Salah satu teman tuli, Ribdi pun tak canggung berbagi pengetahuan bahasa isyarat yang biasa ia gunakan sehari-hari.

Pada pertemuan kali ini, yang dibahas terkait profesi dan nama kota serta provinsi di Indonesia. Secara telaten, Ribdi pun mulai mempraktekkan beberapa kata yang ada dalam kolom materi. Rasa antusias pun dirasakan para peserta, salah satunya Mila, yang berasal dari Wonoyoso Buaran.

Meski menjadi peserta tertua hari itu, Mila justru terlihat semangat mendapatkan pengetahuan baru terkait bahasa isyarat yang sering digunakan teman tuli.

"Saya sangat antusias, meski tadi terlambat, saya sempatkan untuk datang. Karena saya memang ingin bisa berinteraksi dengan teman tuli, karena di lingkungan sekitar saya ada beberapa teman tuli, yang terkadang saya malah yang justru minder karena mereka tidak mengajak saya berkomunikasi lantaran kendala saya yang tak bisa berbahasa isyarat," terangnya yang juga aktif mengajar mengaji di TPQ.

Mila merasa senang dengan kelas bahas isyarat ini bisa memberikan pengetahuan baru baginya. Selain itu di sini ia juga mendapatkan teman baru. Baik dari teman tuli maupun dari anggota kelas bahasa isyarat ataupun komunitas GPAD Pekalongan.

Penanggung Jawab Kelas Bahasa Isyarat GPAD Pekalongan, Prasetiyo menjelaskan Kelas Bahasa Isyarat ini menjadi salah satu program rutin GPAD Pekalongan. Terlebih melihat minat masyarakat yang sangat antusias untuk mengenal difabel, salah satunya dengan mempelajari bahasa isyarat yang digunakan oleh teman tuli untuk berkomunikasi.

Menurutnya dengan partisipasi masyarakat mengikuti kelas bahasa isyarat ini, menjadi bentuk perhatian untuk kaum disabilitas. Dan menunjukkan bahwa kaum disabilitas punya sisi kebermanfaatan dan juga bisa berbaur dengan masyarakat lainnya.

"Dengan adanya partisipasi masyarakat dalam kelas bahasa isyarat ini juga menjadi ruang bagi sahabat tuli untuk berbagi dan berekspresi. Sehingga mereka tidak hanya dipandang sebelah mata, tapi justru mereka merasa kehadirannya memiliki manfaat untuk sekitarnya. Kami harap ke depannya semakin banyak masyarakat yang peduli dan mengenal para difabel ini, sehingga mereka juga lebih semangat dan bisa percaya diri ketika berbaur di depan publik," tandasnya. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: