Dari 621 Koperasi, 392 tak Aktif

Dari 621 Koperasi, 392 tak Aktif

MONITORING - Komisi I DPRD Kabupaten Pekalongan melakukan monitoring di Dinoerindagkop UKM Kabupaten Pekalongan.

KAJEN - Ada data menarik terkait koperasi yang diperoleh anggota DPRD Kabupaten Pekalongan saat melakukan monitoring di Dinperodakop UKM Kabupaten Pekalongan, akhir pekan kemarin. Tercatat, di Kabupaten Pekalongan ada 621 koperasi. Dari jumlah itu, hanya 229 koperasi yang saat ini masih aktif.

Atas kondisi tersebut disamping di era modernisasi, koperasi dituntut mampu berdaya saing. Apalagi akhir akhir ini banyak bermunculan pinjaman mengatasnamakan koperasi berbaris online. Hal itu disampaikan Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Pekalongan Dody Prasetyo usai melakukan kunjungan kerja di Dinperodakop UKM Kabupaten Pekalongan, akhir pekan kemarin.

"Oleh karena itu perlunya regulasi koperasi yang baru untuk menghadapi tantangan perkembangan jaman. Karena saat ini banyak koperasi simpan pinjam namun berjalan seperti perbankan, untuk itu pengurus atau pengelola harus di dukung dalam SDM terutama menejerial, " terangnya.

Sementara itu, dalam monitoring para wakil rakyat ini, rombongan ditemui oleh Kepala Dinperindagkop UKM Kabupaten Pekalongan, Hurip Riyantining didampingi Kabid dan Kasi Koperasi.

Dalam monitoring di Dinperindagkop UKM tersebut karena banyak keluhan pelaku koperasi uang yang dipinjamkan ke anggota banyak yang macet.

Dijelaskan Dody, sesuai hasil keterangan dinas, di Kabupaten Pekalongan ada 621 koperasi. Dari jumlah itu, hanya 229 koperasi yang saat ini masih aktif. Sejumlah koperasi yang tidak aktif, kata Dody, ternyata ada permasalahan dalam keanggotan sehingga uang yang harusnya berputar malah berhenti.

"Untuk saat ini koperasi harus berinovasi mampu menggaet para anggota untuk ikut andil dan menambah keanggotaan. Sebab diera modernisasi ini banyak pinjaman mengatasnamakan koperasi melalui SMS dan bisa mencairkan pinjaman kapan saja, padahal koperasi itu dari anggota untuk anggota," lanjutnya.

Ia berharap, koperasi harus bisa berdaya saing, karena koperasi soko guru Indonesia sehingga bisa bersaing dengan bentuk yang lain. "Koperasi ini sebenarnya tak hanya simpan pinjam, ada koperasi Produsen, koperasi konsumen. Kami harapkan koperasi bisa bersaing dan berkembang dengan tetap memperhatikan sekaligus membenahi SDM, dan tata kelola administrasi, " harapnya. (Yon)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: