Balita Enam Bulan Idap Jantung Bocor

Balita Enam Bulan Idap Jantung Bocor

Waktu di RSUP Kariadi, dia dan istrinya sempat diajari oleh dokter dan perawat terkait cara memberikan oksigen kepada Bima sehingga sekarang bisa merawat Bima menggunakan oksigen di rumah. Di rumah yang ditempati Pujiyanto, terdapat empat tabung hasil pinjaman dari perusahaan Gas.
Sedangkan untuk mengisi ulang harus membeli sendiri dengan biaya isi ulang Rp 70 Ribu.

"Saya kerja di galangan kapal, hasil sehari hanya cukup untuk beli oksigen, kebutuhan lain seperti pampers, susu dan lainnya memang tidak mencukupi, beberapa bulan lalu jual motor namun sekarang uang itu sudah habis, di rumah tidak ada lagi yang bisa dijual," ujarnya.

Kini, Pujiyanto dan keluarga masih menumpang di rumah milik kakaknya. Dia telah menjual motor dan sepedanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keluarga besar Pujiyanto juga mendukung secara finansial meskipun dengan segala keterbatasan.

"Harta saya tinggal dipan kayu dan kompor, saya berniat mau jual. Namun oleh teman saya dimarahi habis-habisan karena dipan untuk tidur Bima, kompor buat masak istri. Teman dan keluarga besar saya lah yang mendukung saya selama ini," bebernya.

DIKUNJUNGI BUPATI
Kasus yang dialami Bima ternyata mengundang keprihatinan Bupati Batang, Wihaji. Setelah mendapatkan informasi, Wihaji langsung menjenguk Bima, bayi yang menderita jantung bocor, infeksi paru dan bibir sumbing.

Wihaji ditemani Kepala Dinkes Batang, dr Mukhlasin langsung meluncur ke tempat tinggal Bima yang ada di Dukuh Legoksari RT 6 RW 6 Kelurahan Proyonanggan Tengah Kecamatan Kabupaten Batang, Selasa (10/3/2020).

Usai menjenguk, Wihaji mengatakan, Pemerintah daerah berusaha hadir dan melayami masyarakat dalam kondisi apapun, kita juga sudah menerima laporan dari dunas kesehatan karena sudah di ketahui sejak dalam kandungan.

"Pemkab Batang berusaha membantu semampunya, karena pengobatanya di biayayai oleh BPJS kesehatan yang sebelumya kepesertaanya mandiri sekarang kita pindahlan ke PBI, Sekarang tinggal pemkab support untuk operasional keseharianya. Karena biaya tabung oksigenya Rp 75 ribu belum susu dan pokok," ujar Wihaji.

Pilihan keluarga meminta dirawat di rumah lanjutnya, maka ikhtiar pengobatan tetap jalan dan utamanya doa terus kita panjatkan.

"Anak adalah anugrah dan rizki terindah dari Allah, maka kita wajib merawat, mendoakan dan mendidiknya sebaik mungkin," pinta Wihaji

Bima Risky Maulana (6 bln) anak dari pasangan Pujiyanto (40) dan Umi Latifah (30), Dalam sehari paling tidak satu tabung ukuran 6 kubik habis dihirup Bima. Adakalanya sebelum satu hari oksigen di tabung sudah habis.Selain itu, Bima juga harus mengkonsumsi obat jantung dan obat paru-paru.

"Allhamdulilah Bupati Wihaji berkenan menjenguk dan membantu operasionalnya, sehingga meringankan beban kami untuk memenuhi kebutuhanya," kata Pujiyanto, Ayah Bima.

Kendati demikian Pujiyanto mengaku menjalaninya dengan ikhlas. Tanpa mengeluh dan fokus untuk kesembuhan anaknya. Dalam kesempatan tersebut Bupati Wihaji memberikan bantuan pengobatan untuk Bima sebesar Rp 7 Juta. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: