Banyak Keluhan Orang Tua, DPRD Kabupaten Pekalongan Soroti Pembelajaran Siswa di Rumah

Banyak Keluhan Orang Tua, DPRD Kabupaten Pekalongan Soroti Pembelajaran Siswa di Rumah

SOROTI - Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Pekalongan menyoroti proses belajar anak sekolah ditengah penyebaran virus Corona. TRIYONO

KAJEN - Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Pekalongan menyoroti proses belajar anak sekolah saat di rumah ditengah penyebaran virus Corona. Sebab para orang tua wali murid banyak yang mengadukan ke anggota dewan.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Pekalongan, Sumar Rosul dalam rapat bersama eksekutif menyampaikan semenjak anak sekolah mulai pembelajaran di rumah, banyak masyarakat yang mengadu baik via WA, telpon maupun SMS karena tidak ada tugas dari sekolah. Sedangkan orang tua walimurid ketika dirumah hanya bisa mengawasinya.

"Semenjak libur jarang buka buku, kalau di tanya alasanya tidak ada tugas. Untuk itu saya ingin mengetahui sebelum diliburkan apakah ada pertemuan pemberian tugas atau hanya sekedar libur saja, " katanya.

Padahal, lanjut dia, disaat anak libur pastinya buku pembelajaran dibawa ke rumah sehingga anak bisa belajar secara mandiri. Jangan sampai dengan libur panjang akibat wabah Corona ini anak anak jadi liar.

"Kalau anak tingkat SMA pastinya bisa belajar secara online, kemudian tugas bisa melalui WA atau sejenisnya. Lah bagaiman kalau anak sekolah dasar, " tanya Sumar.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, Sumarwati menyampaikan bahwa sebelum diliburkan, guru memberikan tugas dengan catatan tidak memberatkan peserta didik. Ini seperti yang tertuang dalam edaran menteri agar belajar dari rumah.

"Pembelajaran kalau yang SMP sudah bisa dengan daring tetapi kalau SD memang masih dengan luring dari luar jaringan. Kita juga terangkan guru untuk melakukan proses belajar dari rumah ini supaya kreativitas sendiri. Sedangkan yang perlu dicatat sesuai dengan edaran dari pak menteri terkait dengan pencapaian dari kurikulum itu tidak menjadi target utama, karena memang situasi seperti ini," katanya.

Memang lanjut dia, sejumlah guru kaget karena tanggal 15 dibuat edaran, sedangkan Senin langsung libur sampai tanggal 29 Maret, dan otomatis guru juga belum ssiap Kemudian untuk belajar, ada yang guru datang memberikan tugas kepada peserta didiknya.

"Itu saya pantau juga, saya bantu karena kita punya grup WA ataupun pengawas. Adapula yang dipantau melalui WA yang guru sudah memiliki no grup orang tua. Jadi memang benar ada yang datang ke rumah rumah, ada juga yang dengan kreativitasnya sendiri sendiri.Gunanya memberikan tugas, laporannya nanti dikumpulkan pada saat masuk, " terangnya. (Yon)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: