Dunia Teater di Kota Santri Stagnan

Dunia Teater di Kota Santri Stagnan

DISKUSI - Lesbumi PCNU Kabupaten Pekalongan menggelar diskusi dunia teater di Kota Santri.

Seni teater di Kabupaten Pekalongan bisa dibilang seperti tidak memiliki gairah, selalu mengalami pasang surut, bahkan ada yang menilai masih stagnan.

Kondisi dunia teater di Kabupaten Pekalongan ini terungkap dalam diskusi yang digelar oleh Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PCNU Kabupaten Pekalongan di Joglo Perdamaian II, Desa/Kecamatan Doro, Kamis (26/12) sore.

"Diskusi ini merupakan follow up kegiatan workshop teater yang digelar saat Haul Gus Dur kesepuluh di Gedung PCNU Kabupaten Pekalongan," terang Eka Faristiawan, anggota Divisi Pengembangan Seni Pertunjukan, Sinematografi dan Kesenian Tradisional, Lesbumi PCNU Kabupaten Pekalongan.

Eka mengatakan, geliat seni teater di Kabupaten Pekalongan cukup memprihatinkan. Eka lebih menyoroti kepada kelompok yang bernaung dalam disiplin teater. Bagi dia, banyak pelaku seni teater di Kabupaten Pekalongan. Namun, Eka tidak merasa bahwa atmosfer seni teater bisa dirasakan kuat.

"Seperti ada mata rantai yang terputus antara generasi ke generasi. Hal ini harus diwaspadai. Kita tidak bisa melihat ini sebagai hal yang biasa saja," ungkapnya.

Ketua Tim Workshop Teater, Riski mengungkapkan, geliat teater muncul sejak tahun 1990 di Kabupaten Pekalongan. Pada era itu, ia menilai pergerakan seni teater sangat maju. Menurutnya, kemunduran justru dirasakan pada masa setelah tahun 2000.
"Ada apa dengan hal itu. Kalau dulu kita lihat selalu ada proses dan kegiatan yang membangun. Sekarang hampir tidak nampak," tegasnya.

Teaterawan dari Sanggar Teater Prakarti, Kecamatan Tirto, Subkhi mengungkap, persoalan tersebut bisa mulai dipetakan oleh para pelaku seni teater saat ini. Dikatakan, para pelaku justru bisa mempelajari sejarah geliat teater di Kabupaten Pekalongan. Setelah itu, lanjutnya, mereka dapat mengembangkan sesuai dengan konteks saat ini.

Ia mengambil contoh, teater kampung menurutnya tidak mampu berkembang lebih. Oleh karena itu, teater kampung membutuhkan banyak sekali contoh dari para pelaku seni teater di Kabupaten Pekalongan Dengan demikian, lanjutnya, geliat seni bisa dimunculkan kembali.

"Hasil akhir diskusi ini, mulai tahun 2020, setiap hari Minggu kurikulum teater yang berkelanjutan akan diterapkan di setiap latihan untuk mulai menumbuhkan karya-karya teater di Kabupaten Pekalongan. Bagi yang berminat bisa menghubungi Lesbumi PCNU Kabupaten Pekalongan agar menyesuaikan tempat dan waktu latihan," pungkasnya. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: