Olah Kotoran Ternak, Turjangun Raup Omset Ratusan Juta

Olah Kotoran Ternak, Turjangun Raup Omset Ratusan Juta

Olah Kotoran Ternak, Turjangun Raup Omset Ratusan Juta

ISI MATERI - Turjangun saat memberikan pelatihan di Pesantren Al Hidayah Plumbon Limpung, beberapa waktu lalu.

BATANG - Di dunia pertanian Batang, nama Turjangun (49) sepertinya sudah tak asing lagi. Sempat menjadi petani berprestasi tingkat nasional tahun 2016, Turjangun sukses lantaran berhasil mengolah kotoran ternak menjadi pupuk organik. Bahkan per bulannya omset warga Dukuh Manggisan, Desa Amongrogo, Limpung Batang itu mampu mencapai ratusan juta rupiah.

Meski hanya lulusan paket C dan pondok pesantren, Turjangun juga gigih menimba berbagai disiplin ilmu. Salah satunya ilmu pengolahan pupuk yang ia dapatkan dari Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT) Salatiga. Ketika hijrah ke Batang pun, ia langsung mempraktekkan ilmunya ke masyarakat, terlebih saat menjadi relawan tani di Batang.

"Pada tahun 2006, di Kabupaten Batang saya memulai mengadakan kegiatan
masyarakat Petani, yaitu Pelatihan Kepemimpinan Kader Anak Petani se kabupaten
Batang. Alhamdulillah, dari berbagai kegiatan tersebut berkembang dan semakin aktif, hingga akhirnya bersama masyarakat sekitar membuat pupuk organik dari kotoran sapi. Karena di sini kotoran ternak sangat banyak dan masyarakat belum tahu bagaimana cara memanfaatkannya," terang lelaki yang pernah diundang Presiden Jokowi ke Istana Negera itu.

Di awal, usaha pupuk organiknya hanya mempekerjakan segelintir orang saja. Hingga akhirnya kini ia sudah memiliki sekitar 30 orang. Dengan omset sekitar ratusan juta per bulan pupuk organik yang diberi nama Tabur Mas itu sudah mencapai pasar nasional, seperti Sumatra dan bahkan hingga ke Merauke.

Tabur Mas sendiri dipasarkan dengan harga mulai Rp 70 ribu per botol untuk daerah Jawa dan mulai Rp 90-100 ribu untuk daerah luar Jawa. Dalam setahun, Turjangun bersama karyawannya di PT Agro Lestari Makmur Nusantara, bisa menghasilkan 200-300 Ribu liter pupuk organik cair.

Meski sudah sukses, Turjangun tak pelit berbagi olmu. Lelaki yang juga Dosen Kewirausahaan IAIN Salatiga itu kerap berbagi ilmu dengan masyarakat dari berbagai kalangan. Ia pun rutin menggelar pelatihan di Sub Terminal Agro Bisnis Sorbanwali Limpung dan menjadi pemateri di berbagai tempat.

"Alhamdulillah, saya masih diberikan kesempatan untuk berbagi ilmu. Karena saya ingin petani Indonesia khususnya di Batang semakin maju. Dan ingin mendongkrak semangat generasi muda, agar bisa memajukan pertanian di Indonesia, tentunya dengan cara yang lebih modern dan sesuai denga perkembangan zaman," harapnya. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: