Olah Limbah Jadi Rupiah

Olah Limbah Jadi Rupiah

*Unikal Bersama Aisyiyah

PENYERAHAN - Penyerahan bantuan peralatan menjahit kepada Aisyiyah Desa Sijambe.

KOTA - Universitas Pekalongan (UNIKAL) di tahun 2019 ini menggandeng Aisyiyah Desa Sijambe Kecamatan Wonokerto untuk mengolah limbah menjadi pundi-pundi rupiah, Kamis (3/10).

Program tersebut merupakan hibah dari Kemenristekdikti melalui Program PKM (Program Kemitraan Masyarakat) berupa Pelatihan Produksi Craft Batik di Desa Sijambe Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan yang berlangsung dari bulan Juli sampai September dengan total pertemuan sebanyak 6 kali setiap jumat.

Pengusul sekaligus penerima hibah adalah tiga dosen Unikal yakni Titi Rahayu Prasetiani sebagai Ketua Tim, dengan beranggotakan Sri Puji Astuti dan Catur Ragil Sutrisno. Mereka berhasil mendapatkan hibah setelah melalui serangkaian proses seleksi kompetisi nasional.

"Ide ini juga sebenaranya merupakan kelanjutan dari hibah penelitian yang juga didanai oleh DRPM Kemenristekdikti di tahun 2018 dengan tema Membangun City Image Pekalongan sebagai Kota Batik Melalui Penguatan Ekonomi Kreatif Industri Kerajinan (Craft)," ungkap Ketua tim Titi Rahayu.

Program PKM ini bermitra dengan Aisyiyah Ranting Sijambe yang dipimpin oleh Khusnul Khotimah, dengan 25 orang anggota sebagai peserta aktif yang terbagi kedalam 5 kelompok.

"Dipilihnya Aisyiyah Ranting Sijambe bukan tanpa alasan. Di Desa Sijambe ini banyak pengrajin batik, dan ibu-ibu Aisyiyah banyak yang bekerja di konveksi batik," imbuhnya.

Kegiatan konveksi batik ini menghasilkan limbah batik, yang sering disebut perca batik. Dan selama ini perca batik ini hanya dibeli oleh pengepul, dan dijual ke Solo dan Yogyakarta untuk digunakan sebagai bahan baku kerajinan.

Melihat fenomena ini, maka tim Unikal menangkap peluang mengolah kain perca untuk memiliki nilai tambah lebih bagi masyarakat Sijambe. "Kalau dilihat secara kemampuan SDM, ibu-ibu ini sudah memiliki skill menjahit serta bahan baku melimpah, maka kami hadir untuk memberi pendampingan mengolah dengan mengedepankan kreativitas dan inovasi," papar Titi dosen Fakultas Ekonomi yang sekaligus pelaku bisnis fashion.

PKM ini berbentuk kegiatan pelatihan produksi craft batik berupa pemanfaataan limbah perca untuk menghasilkan produk seperti, tas wanita dan goodie bag seminar, busana fashion dari perca, dan aksesoris wanita. Aspek produksi yang penting adalah pengembangan produk dan ketrampilan dalam memproduksinya. Setelah itu harus mempu mengelola pasar, yakni mampu menjual produk dari perca batik melalui pemahaman pemasaran seperti segmentasi, distribusi hingga cara pemasaran yang tepat.

Sementara itu, Dosen Prodi Batik Unikal sekaligus pakar desain Sri Puji Astuti menambahkan, dalam mengembangkan produk kerajinan harus diperhatikan selera pasar dan bahan baku yang ada. Disinilah kreatifitas pengrajin dituntut. "Pasar harus benar-benar dianalisa agar tepat sasarannya," ujarnya. (yak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: