Harapkan PTM Jadi Dibuka
KEDUNGWUNI - Kebijakan Pemerintah tentang wacana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang akan dilakukan bulan Juli mendatang pada tahun ajaran baru diharapkan tidak mengalami kendala yang dapat merubah kebijakan tersebut.
Hal ini lantaran satu tahun lebih melaksanakan kegiatan belajar mengajar di rumah (home learning) mendatangkan keresahan di kalangan sejumlah murid dan pengajar. Meski demikian mereka tetap rela menjalani home learningdemi membantu mencegah Corona (Covid-19) merajalela di lingkungan sekolah.
Arum Putri kelas 5 MI di salah satu sekolah di Kabupaten Pekalongan ini sejak pukul 7 pagi sudah berada di depan gawai milik sang ibu yang diletakkan di meja belajarnya.
"Biasanya jam 7 akan dikasih tugas. Tugasnya dari link website sekolah. Dari kelas 7 sampai 9 akan dapat tugas yang sama," ujarnya.
Di hari itu, ia mendapat tugas Bahasa Indonesia dan mengisi Matematika dari tautan laman itu. "Bahasa Indonesia disuruh bikin puisi soal corona, matematika banyak soal yang cukup sulit," ujarnya.
Seingatnya, sekolah mulai menerapkan kebijakan home learning sejak pertengahan Maret tahun lalu. Kini, ia pun mengaku sudah mulai rindu untuk bersua dengan teman-temannya.
"Ya pengen main, mengobrol, sosialisasi sama teman-teman. Kalau di sekolah bisa cerita-cerita, belajar bareng juga kalau ada yang tidak tahu," ungkapnya.
Perihal efektivitas belajar, kata Arum masih lebih baik belajar di sekolah. Pasalnya, ia lebih mudah bertanya pada guru apabila ada pelajaran yang tak ia mengerti.
"Tidak efektif home learning susah untuk bertanya pada guru, sedangkan kalau di sekolah bisa langsung tanya," kata pecinta pelajaran matematika itu.
Ia pun mengatakan bahwa kuota internetnya membengkak selama home learning.
"Mama sampai heran, tapi mau bagaimana lagi. Saya butuh internet apalagi masa-masa home learning ini," kata Arum.
Kisah lain datang dari Nayla siswi salah satu MA di Kabupaten Pekalongan. Sudah hampir Satu tahun lebih ia menjalani rutinitas ini. Ia mengatakan bahwa home learning kurang efektif. "Meski Guru-guru memberikan materi, namun selama saya kelas X belum pernah bertemu langsung dan itu rasanya beda," ungkapnya.
Sejak penerapan home learning, Nayla berujar bahwa kuota internetnya harus bertambah. Jika per bulan biasanya hanya perlu 3 gigabyte (Gb), kini menjadi 10 Gb.
"Benar-benar menguras kuota, apalagi kalau sinyalnya lemot, meski begitu ia tetap bersyukur karena ada bantuan kuota dari pemerintah," ujar Nayla.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: