HUT IBI ke-68, 38 Bidan Delima Kabupaten Pekalongan Dikukuhkan
AMBOKEMBANG - Ikatan Bidan Indonesia (IBI) PC Kabupaten Pekalongan, menggelar HUT IBI ke-68 yang jatuh pada tanggal 24 Juni, sekaligus mengukuhkan 38 bidan menjadi Bidan Delima di Auditorium UMPP, Ambokembang, Kecamatan Kedungwuni, Sabtu (7/9/2019).
Selain itu juga ada seminar sehari tentang optimalisasi pemenuhan kebutuhan kesehatan reproduksi wanita dalam pelayanan kebidanan melalui kesehatan jiwa oleh dr. Heny Rosita. Selain itu, juga Pencegahan stunting melalui kesehatan reproduksi wanita yang optimal dan berkualitas oleh dr. Himawan dan dr. Dwi Riyanto.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) PC Kabupaten Pekalongan, Nuning Arsianingsih mengucapkan selamat HUT IBI kepada semua bidan yang ada di Kabupaten Pekalongan. Tak ketinggalan untuk Bidan Delima yang baru saja dikukuhkan. Harapannya kedepan agar bisa melakukan dengan baik pelayanan praktek mandiri.
"Kedepan semua bidan yang melakukan pelayanan praktek mandiri agar bisa di Monev (Monitoring dan Evaluasi), sehingga bisa bekerja dengan maksimal. Dan semua fasilitator yang kami punyai akan dievaluasi secara berkesinambungan," terang Nuning.
Diterangkan Nuning, jumlah bidan di Kabupaten Pekalongan sendiri kurang lebih ada sekitar 980 an, dan dari jumlah tersebut baru 80% yang sudah menjadi PNS. "Bagi bidan yang belum menjadi PNS jangan berkecil hati, tetap semangat dan berusaha agar kedepan bisa mengikuti jejak bidan yang lain yang sudah menjadi PNS," ujarnya.
Bidan dari IBI Kabupaten Pekalongan sendiri merupakan bidan yang handal dan berkualitas, bersinergi dengan program pemerintah dan melaksanakan sesuai aturan, serta baik dalam pelayanan, sehingga salah satunya bisa menurunkan angka kematian ibu dan balita.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Jawa Tengah, Endang Suwartiningsih menjelaskan bahwa jumlah bidan di seluruh Jateng yang menjalankan praktek mandiri ada sekitar 7 ribuan bidan. Namun yang sudah menjadi bidan delima ada sekitar 4 ribuan bidan.
"Jadi belum semuanya menjadi bidan delima tetapi sudah 50% lebih," ucap Endang.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan menurunkan AKI dan AKB, bidan diharapkan memberikan pelayanan yang berkualitas dan sesuai standar. Kualitas itu tidak hanya SDM nya saja, tetapi juga sarana dan prasarananya harus terpenuhi sesuai dengan persyaratan.
"Syaratnya memang berat untuk pemula, tetapi kalau sudah niat untuk mandiri itu harus dilakukan, sudah tidak bisa ditawar lagi," tegasnya.
Harapanya agar semua bidan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat secara mandiri itu bisa menjadi bidan delima semua, tetapi kami tidak ada target untuk itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Setiawan Dwi Antoro mengungkapkan bahwa penurunan AKI dan AKB serta masalah gizi di Kabupaten Pekalongan itu merupakan komitmen bersama pemerintah daerah dengan bidan dan juga merupakan PR bersama.
Di Kabupaten Pekalongan, AKI dan AKB tiap tahun terus menurun, untuk AKI tahun 2017 ada 16 kasus, tahun 2018 ada 11 kasus dan tahun 2019 ada 6 kasus. Sedangkan untuk AKB tahun 2017 ada 132 kasus, tahun 2018 ada 115 kasus dan tahun 2019 ada 88 kasus. Demikian juga untuk kasus gizi buruk tahun 2017 ada 53 kasus, tahun 2018 ada 48 kasus dan tahun 2019 ada 43 kasus. Khusus untuk tahun 2019 semua data sampai bulan agustus.
"Peran IBI dalam AKI dan AKB sangat luar biasa, atas kerjasama semua pihak AKI dan AKB di Kabupaten Pekalongan tiap tahun makin menurun, semoga tidak angkanya tidak naik lagi untuk akhri tahun ini dan tahun depan," harap Setiawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: