Pemerintah Pusat Turun Tangan untuk Pengendalian Banjir di Pekalongan dan Batang

Pemerintah Pusat Turun Tangan untuk Pengendalian Banjir di Pekalongan dan Batang

Yulian Akbar ( Hadi Waluyo)

KAJEN - Untuk mengendalikan banjir di wilayah Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, dan Batang, Pemerintah Pusat turun tangan.

Empat sungai besar di Kabupaten Pekalongan akan ditangani dengan anggaran APBN, yakni Sungai Kupang, Sengkarang, Sragi Lama, dan Sragi Baru.

Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Pekalongan Yulian Akbar, kemarin, menerangkan, berdasarkan Perpres Nomor 79 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Ekonomi di Kawasan Petanglong (Kabupaten Pekalongan, Batang, dan Kota Pekalongan), ada beberapa kegiatan untuk mengendalikan banjir di Kabupaten/Kota Pekalongan, dan Kabupaten Batang.

Disebutkan, kegiatan itu di antaranya pengendalian banjir dan perbaikan muara Sungai Sambong (Sungai Lojahan) di Kabupaten Batang dengan nilai Rp 100 miliar bersumber dari APBN, pengendalian banjir sistem Sungai Loji, Kota Pekalongan, Kupang, Kabupaten Pekalongan senilai Rp 300 miliar dari APBN, dan pengendalian banjir sistem Sungai Sragi Lama dan Sragi Baru di Kabupaten Pekalongan senilai Rp 200 miliar dari APBN.

Kegiatan lainnya, lanjut dia, pengendalian banjir sistem Sungai Sengkarang di Kabupaten dan Kota Pekalongan dengan anggaran Rp 250 miliar bersumber dari APBN, pengendalian banjir dan rob Kota Pekalongan dan Batang senilai Rp 500 miliar dari APBN, dan penyempurnaan sistem banjir dan rob di Kabupaten dan Kota Pekalongan senilai Rp 500 miliar yang bersumber dari APBN.

"Pengendalian banjir di Kabupaten Pekalongan ada di empat sungai besar, yakni Sungai Kupang, Sengkarang, Sragi Lama, dan Sungai Sragi Baru," terang dia.

Disinggung bentuk pengendalian banjir tersebut, Akbar menyebutkan di antaranya berupa kegiatan pelebaran dan pengerukan badan sungai dan perkuatan tanggul yang akan dilakukan oleh BBWS Pemali Juwana dan Pusdataru Provinsi Jawa Tengah.

Sebelumnya diberitakan, puncak pengungsi selama banjir melanda wilayah pesisir Kabupaten Pekalongan terjadi pada tanggal 25 - 27 Februari 2020. Banjir berdampak pada 13 ribu rumah dengan 68 ribu jiwa, dengan jumlah pengungsi mencapai 2.735 jiwa yang tersebar di 33 titik pengungsian.

Demikian disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pekalongan Budi Raharjo saat mendampingi Bupati Pekalongan Asip Kholbihi bersilaturahmi dengan jajaran Radar Pekalongan di Kantor Radar Pekalongan, Sabtu (7/3/2020). Menurutnya, banjir di awal tahun 2020 ini murni akibat curah hujan yang ekstrem. Menurutnya, banjir akibat hujan ekstrem ini merupakan siklus lima tahunan. Akibat curah hujan tinggi, sungai dan sistem drainase yang ada tidak mampu menampung air hujan, sehingga meluap dan mengakibatkan banjir. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: