Pemkab Lakukan Diversifikasi Pangan
KAJEN - Saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan terus melakukan diversifikasi pangan. Itu dilakukan karena Kabupaten Pekalongan dikenal sebagai salah satu daerah pemasok pangan di Jawa Tengah.
Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pekalongan, Siswanto. Kata dia, hasil pertanian di Kabupaten Pekalongan surplus pangan, namun demikian diversifikasi pangan. "Hasil pertanian khususnya padi masih surplus, " katanya.
Saat ini untuk menyiasati area pertanian yang sudah minim air atau perkebunan, masyarakat bisa memanfaatkan untuk tanaman jagung. Sehingga diversifikasi bisa terpenuhi. Menurutnya, jagung di Kabupaten Pekalongan cukup baik dengan luas panen 2.500 hektar pertahun. Untuk itu pihaknya mendorong agar produktivitasnya naik.
Berdasarkan data, produktivitas jagung tahun 2016 4,1 ton perhektar. Tahun 2017 produktivitas 4,9 ton per hektar, 2018 produktivitas 5,1 ton per hektar. Di tahun 2019 sampai agustus produktivitas 5,5 ton pehektar. Di akhir tahun 2019, diupayakan mencapai 6,0.
"Saat ini masih banyak petani yang masih menggunakan benih lokal sehingga produktivitas rendah dan rentan terkena penyakit terutama penyakit bulai. Untuk itu salah satu solusi meningkatkan produksi dengan menanam jagung hibrida," imbuhnya. Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kabupaten Pekalongan terus berusaha untuk meningkatkan produktivitas bidang pertanian. Langkah itu dilakukan untuk menambah penghasilan para petani. Demikian dikatakan Bupati Pekalongan Asip Kholbihi.
"Kita punya kewajiban untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas polowijo baik padi jagung ataupun kedelai. Untuk itu kita sudah melakukan diversifikasi tanaman pangan seperti kedelai ini harus kita cari mana lahan yang pas untuk kita tanam," terangnya.
Dikatakan produktivitas padi di Kabupaten Pekalongan sekarang ini merupakan kualitas unggul, karena nasinya benar- benar enak. Karena area pertanianya air irigasi terus mengalir dan tanahnya miring.
Sementara hasil padi di Kabupaten Pekalongan untuk padi daerah bawah seperti Bojong Sragi Kesesi sampai Karangdadap saat ini panen padi bisa mencapai 9 ton, namun target kedepan 11 ton. Sedangkan daerah atas seperti Paninggaran Talun, Petungkriyono, Lebakbarang itu paling banter 1 hektar 3 sampai 4 ton.
"Untuk itu pemerintah daerah terus tetap meningkatkan hasil produktivitasnya dan kemarin uji coba Sudah mulai lumayan mencapai 6 ton per hektar. Itu mengapa daerah-daerah atas dan daerah bawah berbeda, perbedaan itu karena di daerah atas banyak galengan sehingga penampang dengan daerah bawah cukup berbeda karena dibawah kadang satu hektar tidak galengnya," lanjutnya. (yon)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: