Status Tanggap Darurat, Pemkot Kucurkan Rp3,3 M

Status Tanggap Darurat, Pemkot Kucurkan Rp3,3 M

*Siapkan Posko Terpadu di Gedung Eks Bakorwil

KUNJUNGI - Sekda Pemkot Pekalongan, Sri Ruminingsih SE MSi mengunjungi posko tanggap darurat di Gedung Bakorwil Pekalongan.

KOTA - Wali Kota Pekalongan, M Saelany Machfudz resmi menetapkan status tanggap darurat bencana banjir rob sejak 4 Juni 2020 hingga 17 Juni 2020. Dengan status itu, Pemkot akan menggelontorkan dana darurat untuk penanganan banjir rob baik untuk perbaikan infrastruktur maupun penanganan korban terdampak.

"SK status tanggap darurat bencana rob ini sudah saya tandatangani kemarin. Dengan adanya status ini maka akan lebih mudah untuk penganggaran karena dana cadangan dapat diambil. Sehingga juga akan lebih memudahkan untuk menanggulangi sarpras. Dana cadangan memang terbatas apalagi dengan adanya Covid-19. Sehingga nanti pengamban anggaranya akan disesuaikan dengan kajian," tutur Wali Kota dalam konferensi pers, Jumat (5/6/2020).

Wali Kota menjelaskan, banjir rob di Kota Pekalongan yang sudah sejak sebulan terakhir terjadi di sejumlah wilayah, bertambah parah pada 1 Juni 2020 lalu. Ada beberapa wilayah yang terendam paling parah diantaranya Slamaran, Kelurahan Krapyak, Panjang Wetan, Panjang Baru dan Degayu.

Menurut data Pemkot Pekalongan, ada 7.700 KK terdampak rob di beberapa wilayah yang terendam. Dari jumlah tersebut, terdapat 250 jiwa yang terpaksa mengungsi. "Dari korban yang terdampak tidak semuanya mengungsi dan sebagian masih ada yang bertahan di rumah masing-masing," katanya.

Melalui status tanggap darurat tersebut, Wali Kota menyatakan jajarannya akan lebih bekerja keras untuk action dalam penanganan banjir rob. "Dengan adanya status tanggap darurat ini dapat dimanfaatkan. Kita akan bekerja cepat dan keras untuk langsung action," tandasnya.

Dengan adanya status tanggap darurat tersebut, Pemkot menyiapkan dana tak terduga sebesar Rp3,3 Milliar. Anggaran tersebut akan lebih banyak difokuskan pada upaya-upaya penanganan darurat bencana secara lebih optimal. "Terkait dengan penanganan rob dan melihat perkembangan kondisi di lapangan sampai hari ini air sudah lumayan surut namun masih ada beberapa pengungsi yang mengungsi di beberapa titik lokasi pengungsian ditambah prediksi BMKG yang memperkirakan banjir rob ini kemungkinan masih terjadi hingga akhir bulan. Oleh karena itu, kami mengucurkan anggaran sebesar Rp3,3 miliar yang digunakan lebih banyak untuk penanganan darurat diantaranya pembangunan tanggul darurat di sepuluh titik baik di wilayah Kecamatan Pekalongan Barat dan Pekalongan Utara, pembelian pompa, penanganan kebencanaan seperti evakuasi dan logistik, " jelas Sekretaris Daerah Kota Pekalongan, Sri Ruminingsih,SE,MSi usai meninjau persiapan Posko Terpadu Penanganan Banjir Rob Kota Pekalongan 2020 di Gedung Eks Bakorwil, Minggu (7/6/2020).

Sekda menjelaskan bencana banjir rob yang melanda Kota Pekalongan mengakibatkan sebanyak 7.700 KK terdampak yang tersebar di hampir seluruh wilayah Kecamatan Pekalongan Utara meluas hingga sebagian wilayah Kecamatan Pekalongan Barat dan Kecamatan Pekalongan Timur.

"Pengungsi yang masih mengungsi kemarin tercatat 359 orang dan mudah-mudahan kami berharap banjir rob ini bisa segera surut. Pemkot Pekalongan juga sudah melaporkan ke Pemerintah Provinsi (Gubernur Jawa Tengah) melalui Bapak Walikota terkait hal-hal yang perlu dibantu penanganannya seperti kita menangani tanggul darurat, untuk pembangunan tanggul permanen dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat," tuturnya.

*Pemkot Siapkan Posko Terpadu Banjir Rob di Eks Bakorwil

Untuk menangani banjir rob di Kota Pekalongan, Pemkot Pekalongan menyiapkan Posko Terpadu Penanganan Banjir Rob di Gedung Eks Bakorwil Pekalongan yang terletak di Kawasan Budaya Jetayu, Kecamatan Pekalongan Utara. Dia menyatakan, gedung ini sengaja disiapkan untuk menampung warga yang ingin mengungsi karena rumahnya teredam banjir rob.

"Pemerintah Kota Pekalongan telah memutuskan untuk mendirikan Posko Terpadu Banjir Rob di Gedung Eks Bakorwil ini setelah pada saat pandemi Covid-19 digunakan untuk Orang Tanpa Gejala (OTG). Penghuni OTG yang dirawat di sini sudah sembuh akhirnya gedung ini disemprot disinfektan sehingga dipastikan sudah sangat aman digunakan kembali," terangnya.

Dalam Posko Terpadu tersebut, lanjut Sekda, nantinya akan didukung oleh semua unsur masyarakat yang selalu siaga 24 jam di tempat tersebut. Adapun posko terpadu didalamnya dilengkapi dengan beberapa kamar, MCK, dan fasilitas pendukung lainnya.

"Disamping itu, kami juga telah menganggarkan dana penanganan tanggap darurat sebesar Rp3.3 Milliar yang digunakan lebih banyak untuk penanganan darurat yang lebih optimal diantaranya pembangunan tanggul darurat di sepuluh titik baik di wilayah Kecamatan Pekalongan Barat dan Pekalongan Utara, pembelian pompa, penanganan kebencanaan seperti evakuasi dan logistik. Kami berharap bencana rob ini bisa segera surut dan teratasi agar status tanggap darurat rob tidak diperpanjang kembali, " pungkasnya.(dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: