Ini Rahasia Nenek Kamtin yang Berusia 105 Tahun Sembuh dari Covid-19

Ini Rahasia Nenek Kamtin yang Berusia 105 Tahun Sembuh dari Covid-19

Nenek Kamtin, 105 tahun, didampingi perawat dari RS PHC Surabaya saat diantar pulang usai dinyatakan sembuhan dari COVID-19. Foto: ANTARA/H.O RS PHC Surabaya

Kamtin, perempuan berusia 105 tahun asal Surabaya, Jatim, dinyatakan sembuh dari positif COVID-19.

Kesembuhan nenek yang beralamat di Dusun Gendong perbatasan Surabaya-Gresik atau tepatnya di kawasan PPI Surabaya itu langsung diumumkan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang juga menjabat Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim.

"Nenek Kamtin ini seorang survivor COVID-19 tertua di Indonesia," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

Tak pelak, usai pengumuman kesembuhan nenek kelahiran 1920 itu langsung menjadi daya tarik tersendiri dan perhatian media setempat hingga beritanya menempati halaman utama.

Hal ini wajar, sebab wilayah Surabaya kini memasuki zona hitam pekat dengan jumlah kasus positif lebih dari 1.000 kasus.

Lantas, apa rahasia kesembuhan nenek yang awalnya menderita sakit batuk dan demam pada 13 April 2020 tersebut?.

Salah satu dokter spesialis paru Rumah Sakit Port Health Centre (PHC) atau RS Pelabuhan Surabaya, yang menangani nenek Kamtin, dr Tjipto Wibowo, SpP menceritakan bahwa perjuangan nenek Kamtin untuk sembuh dari COVID-19 cukup kuat, bahkan menyisakan sejumlah cerita inspiratif.

Di antaranya, kata dia, adalah keteguhan dan kesabarannya selama berjuang melawan virus corona yang di deritanya, dan terus mengikuti masa perawatan di ruang isolasi RS PHC Surabaya.

"Saya melihat nenek Kamtim berbeda dibandingkan dengan pasien lain yang saya tangani. Sebab di usianya yang sudah lebih dari satu abad, dia nampak sangat memperhatikan kebersihan diri, hal tersebut ditunjukkan dengan selalu rutin membersihkan diri secara berkala setiap harinya," kata Tjipto, menceritakan.

Tak hanya itu, selama perawatan sang nenek juga dikenal selalu menjaga pola makan dan pola istirahat cukup sambil sesekali melakukan olahraga ringan di ruang isolasi.

Tentunya, hal tersebut dilakukan dengan bantuan para tenaga medis yang telah bersiaga selama 24 jam.

Tjipto mengakui, sebelumnya tim medis RS PHC sempat mengalami kesulitan mengingat usia sang pasien yang lebih dari satu abad, sehingga membuat para medis harus bekerja lebih keras dan hati hati dalam merawat pasien.

"Belum lagi kurangnya edukasi jenis penyakit yang diderita pasien, beserta pola penanganannya membuat para tenaga medis harus dengan sabar dan hati-hati memberikan penanganan pada nenek Kamtin," kata Tjipto, kepada wartawan.

Tjipto menjelaskan, pada saat memberikan perawatan sesuai protokol COVID-19 kepada nenek Kamtin, si nenek kurang paham, hal itu wajar karena usia pasien yang sudah lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: