Tak Ingin Gagal seperti 2019, Tiga BUMN Dilibatkan

Tak Ingin Gagal seperti 2019, Tiga BUMN Dilibatkan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaruh harapan besar dari Kawasan Industri Terpadu di Batang. Dia berharap kawasan ini bisa menampung perusahaan-perusahaan asing yang hendak keluar (relokasi) dari Tiongkok.

JOKOWI tak ingin mengulang kegagalan dalam menarik satu pun dari 33 perusahaan Cina yang memutuskan untuk relokasi ke luar negeri pada tahun 2019. Alih-alih ke Indonesia, perusahaan-perusahaan Cina itu memilih Vietnam, Thailand, Kamboja, Malaysia, India, Meksiko, dan Serbia.

Karena itu, Jokowi menugaskan PT Perkebunan Nusantara IX (PT PN), PT Pembangunan Perumahan (PT PP), dan PT Kawasan Industri Wijayakusuma (PT KIW), untuk membangun dan mengelola kawasan seluas 4 ribu hektar tersebut. Jokowi meminta proses pembangunan kawasan industri terpadu Batang sudah dapat dimulai pada awal tahun 2021.

Direktur Utama PT PP, Novel Arsyad mengatakan bahwa PP bersama PTPN IX dan KIW sedang mematangkan konsep desain dan bisnis kawasan industri terpadu Batang dan kemudahan berinvestasi agar mampu menarik minat investor. Novel menilai kawasan industri Batang harus memiliki diferensiasi dengan area industri yang ada di Indonesia.

"Kita harus menarik investor asing supaya mereka tidak pindah ke Vietnam dan Kamboja. Kita punya kelebihan dan harus kompetitif. Kita harus berkompetisi membuat diferensiasi," ujar Novel usai menghadiri kegiatan peninjauan Presiden Jokowi ke kawasan industri terpadu Batang, Selasa (30/6/2020).

Tak sekadar kawasan industri, Novel ingin kawasan industri terpadu Batang juga memiliki ruang terbuka hijau yang cukup dan dilengkapi fasilitas menarik agar memberikan kenyamanan bagi para investor. Novel optimis proses perizinan akan jauh lebih mudah dengan dukungan penuh dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan kementerian terkait.

"Kita didukung BKPM dan semua kementerian terkait untuk memotong semua jalur perizinan. Dari sisi harga, kita harus di bawah Vietnam, dan itu mutlak tidak bisa ditawar lagi,"

Direktur Utama PT Kawasan Industri Wijayakusuma, Rachmadi Nugroho, berharap agar proses pembangunan kawasan industri terpadu Batang dapat segera terealisasi menyusul telah adanya nota kesepahaman antara KIW, PTPN IX dan PT PP. Rachmadi menilai nota kesepahaman merupakan wujud kolaborasi apik antar BUMN dalam membangun sebuah kawasan industri terpadu.

"Kita bisa buktikan ini jadi area yang kompetitif untuk pengembangan industri di Indonesia. Kita akan buat desain yang komprehensif agar punya daya tarik," bebernya.

Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Gani mengatakan, PT PN III melalui anak usahanya, PT PN IX akan membentuk konsorsium dengan PT PP dan PT KIW untuk mewujudkan perintah Jokowi. Proses pembangunan, kata Gani, akan berjalan secara bertahap. Dari total areal seluas 4 ribu hektare milik PTPN IX, tahap pertama akan dibangun seluas 450 hektare terlebih dahulu.

"Kita bentuk masterplan, yang kelola kami, PP, KIW, nanti kita bentuk konsorsium untuk menyiapkan kawasan ini. Ketika kawasan ini jadi, ada infrastruktur, gas, air, listrik, maka tenant di areal itu bisa kita jual,"

Meski tengah fokus dalam membangun kawasan industri Batang, Gani menyebut tidak akan meninggalkan peran kawasan industri yang ada di Kendal dan Brebes. Menurut Gani, kawasan industri Batang akan saling bahu-membahu dengan Kendal dan Brebes menjadikan Jawa Tengah sebagai sub hub sentra industri nasional.

Gani memaparkan dalam undang-undang nomor 19 tahun 2003 pasal 2, PTPN sebagai BUMN memiliki fungsi dan tugas pokok salah satunya ikut mengembangkan ekonomi nasional dan membangun industri atau inisiatif bisnis yang belum dimaksimalkan swasta.

"Kita instrumen negara, maka tentu kita akan mendukung apa pun yang diinginkan pemerintah dalam meningkatan ekonomi, kesejahteraan," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: