Takut Boleh, Tapi Harapan Harus Dibangun di Tengah Pandemi Corona

Takut Boleh, Tapi Harapan Harus Dibangun di Tengah Pandemi Corona

FOTO H Muafie

BATANG - Diakui atau tidak, pandemi virus corona atau Covid-19 telah memicu fenomena kecemasan dan bahkan paranoid di tengah masyarakat. Selain karena grafis persebaran penularannya yang terus meningkat signifikan, ketakutan itu juga turut disuburkan oleh derasnya informasi di hampir semua platform media sosial, baik fakta maupun hoaks.

"Ya perasaan takut ini sebetulnya normal, karena yang kita hadapi virus, materi yang tak terlihat. Kedua, yang positif terjangkit pun belum tentu menunjukkan gejala, sehingga wajar kalau sebagian kita mungkin takut keluar rumah, bahkan mungkin paranoid. Mau ke minimarket di pantura saja takut, karena membayangkan yang keluar masuk bukan hanya orang lokal," ungkap anggota Komisi B DPRD Batang, Drs Sidqon Hadi, Minggu (29/3/2020).

Situasi ini kian menjadi karena hampir di semua platform media sosial populer, dari facebook, instagram, twitter, youtube, sampai WhatsApp, semuanya membincang corona. Di era saat ini, Sidqon menyebut media sosial berkontribusi besar untuk mempengaruhi pola pikir masyarakat.

"Padahal, ketakutan yang berlebihan mungkin akan menjadi sugesti, mempengaruhi kualitas fisik kita. Maka meski cemas dan takut itu wajar dalam situasi pandemi seperti ini, yang tak kalah penting juga membangun harapan positif, optimisme bahwa kita bersama-sama mampu menghadapi bencana non alam ini. Makanya, pesan yang muncul kan jangan panik, tetapi juga tetap waspada, tidak boleh meremehkan," jelas politisi PKS itu.

Transparansi Penanganan
Sementara anggota Komisi C DPRD Batang, H Muafie, menilai kecemasan masyarakat turut dipicu oleh ketidakjelasan informasi soal persebaran Covid-19. Untuk itu, dia berharap informasi menyangkut peta persebaran perlu disosialisasikan ke publik secara lebih transparan.

"Bahwa data pasien harus dirahasiakan, tentu kita sepakat. Tetapi paling tidak masyarakat perlu tahu peta persebaran atau potensi persebarannya. Informasi ini penting agar masyarakat memiliki gambaran, sehingga memiliki kesiapan untuk mengantisipasinya secara maksimal," terang politisi Partai Nasdem itu.

Namun demikian, dia juga berharap masyarakat tak merespon situasi saat ini dengan ketakutan berlebihan. Dikatakan Muafie, takut itu wajar, tetapi jangan sampai paranoid. Menurut dia, sikap tidak panik tersebut indikasinya adalah bahwa pikiran dan tindakan masyarakat tetap rasional dan obyektif, mereka tahu apa yang harus dilakukan sesuai rekomendasi pemerintah dan ahlinya.

"Ya kembali pada kaidah tasawuf, bahwa selain khauf (takut), kita tetap harus punya harapan dan optimisme (roja), bahwa dengan tindakan yang benar dan kolektif, kita bisa mengatasi pandemi corona ini. Nah, membangun optimisme ini idealnya memang menjadi tugas pemerintah, tokoh masyarakat dan tokoh agama," ujarnya. (sef)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: