Perjuangan Dokter Sembuh dari Covid-19, Rasa Kangen Keluarga dan Membaca Al-Qur'an Jadi Penguwat Tekad untuk

Perjuangan Dokter Sembuh dari Covid-19, Rasa Kangen Keluarga dan Membaca Al-Qur'an Jadi Penguwat Tekad  untuk

Ilustrasi tim medis merawat pasien Covid-19. (Lombok Post)

BATANG - Setelah sempat dinyatakan positif terpapar virus Corona atau Covid-19 berdasarkan hasil Swab Test di RS Dr Kariadi Semarang, seorang dokter di Kabupaten Batang kini telah dinyatakan sembuh.

Menurut penuturan Dr (60), pada awalnya dirinya pada 4 Februari pulang dari menjalankan ibadah umroh. Selanjutnya, pada 17 Maret dia melakukan perjalanan keluar daerah karena ayahnya meninggal dunia. Namun 28 Maret dokter tersebut merasa kecapaian dan tubunnya mulai mengalami demam.

"Pada awalnya demam tersebut saya anggap akibat kecapaian. Namun setelah melakukan pemeriksaan, pada 6 April saya dinyatakan masuk kategori PDP (Pasien Dalam Pengawasan) oleh RSUD Batang," ungkap Dr yang mewanti-wanti awak media agar tidak menyebut identitasnya.

Selanjutnya pada 7 April, Dr dirujuk ke RS Kariadi Semarang, dan keesokan harinya diapun menjalani Swab Test. Pada hasil tes awal, dia sempat dinyatakan nehatif, namun hasil yang kedua berubah menjadi positif.

"Perasaan syok, takut dan stres berkecamuk menjadi satu. Ditambah saya juga punya komorbit atau penyakit penyerta yakni hipertensi. Namun Alhamdulillah, saya langsung mendapatkan perlakuan khusus dari pihak rumah sakit di ruang isolasi. Dan perlakukan tenaga medisnya sangat luar biasa dalam pelayanannya," jelas Dr kepada awak media, Jumat (8/5/2020).

Selama menjalani perawatan, Dr melihat secara langsung betapa tenaga medis di RS Kariadi berjuang tanpa mengenal lelah untukengobati pasien. Mereka rela menahan panas berjam - jam menggunkan alat pelindung diri (APD) lengkap, demi memberikan pelayanan medis terbaik pada pasien.

"Saya terima kasih kepada tenaga medis yang telah merawat dengan sepenuh hati. Kesedihan saya ketika isolasi hanya tidak bisa ketemu keluarga dan tidak ada yang bisa diajak bicara. Kejenuhan dan kesedihan kita lampiaskan dengan membaca buku, melihat film, dan video call dengan istri dan anak," beber Dr.

Setelan menjalani perawatan dan melihat kerja keras para tenaga medis, ketakutan Dr pun hilang dan timbul rasa semangat hidup ketika diisolasi. Hal itu juga tak lepas dari doa dan membaca Al-Quran yang dilakukanya setiap hari.

"Saya seorang dokter yang tahu teori positif corona bisa sembuh dengan daya tahan tubuh, karena itu saya mengikuti saran para medis agar terus berdoa dan bersemangat supaya sistim imun meningkat," kata Dr.

Selain beberapa hal itu, rasa tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga juga menjadi penyemangat untuk bisa sembuh. "Rasa kangen ketemu anak dan istri menjadi motifasi dan semangat untuk sembuh. Namun, saya juga tidak memungkiri, terkadang rasa takut itu masih ada, karena dokter yang tahu persis efeknya sampai dimana hingga menuju ke kematian."

Hal itulah yang sempat membuat Dr stres, karena dia tidak mengetahui seberapa parah efek paparan virus Corona yang telah menyerang dirinha. Bahkan ketidaktahuan itu sempat menjatuhkan mentalnya.

"Alhamdulillah selama 9 hari menjalani perawatan di RS Kariadi semua kondisi bisa saja lewati, hingga akhirnya pada 14 April diperbolahkan pulang dengan kondisi membaik. Meski demikian, saya tetap harus menjalani isolasi mandiri di rumah," katanya.

Selanjutnya, pada 22 April Dr kontrol ke RS dr Karyadi dan pada 23 serta 24 kembali menjalani Swab Test. Sambil menunggu hasilnya, Dr harus kembali menjalani isolasi mandiri. Hingga akhirnya pada 2 Mei, hasil swab laboratorium semuanya negatif dan Dr dinyatakan sembuh.

Namun ada persoalan lain muncul, yaitu adanya stigma negatif dari masyarakat di lingkungan rumahnya yang merasa ketakutan akan terjadinya penularan. "Seharusnya memang ada edukasi ke masyarakat , agar pasien yang sembuh covid-19 jangan dikucilkan karena berpengaruh ke psysikologis," harap Dr.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: