Empat Sungai dan Saluran di Kota Pekalongan Tercemar

Empat Sungai dan Saluran di Kota Pekalongan Tercemar

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan, Joko Purnomo.-Ainul Atho-

KOTA - Indeks Kualitas Air di Kota Pekalongan masih sangat memprihatinkan. Di Kota Pekalongan terdapat tiga sungai dan saluran besar. Ketiga sungai tersebut yakni sungai Banger, sungai Lodji, dan sungai Bremi. kemudian dua saluran besar yakni saluran Meduri dan Asam Binatur. 

 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan, Joko Purnomo menjelaskan, kondisi air sungai yang masih cukup bagus di Kota Pekalongan hanya Sungai Banger. Dari hasil pengujian, kondisinya masih di bawah baku mutu yang artinya belum tercemar.

 

Sedangkan untuk Sungai Lodji, Sungai Bremi, Meduri dan Asam Binatur kondisinya sudah tercemar karena hasil uji air sudah berada di atas baku mutu.

 

Dijelaskan Joko, parameter kondisi air baku mutu ialah kondisi air sungai yang terdapat kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biologycal Oxygen Demand (BOD). Dua kandungan itu menjadi acuan standard uji. Dari kandungan COD BOD tersebut, nilai standard baku mutu adalah 100. Sedangkan untuk hasil uji air sungai yang sudah tercemar, menunjukkan nilai 200.

 

"Dari DLH berupaya maksimal dengan memanfaatkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ada. Salah satu contohnya di IPAL Kauman yang aksesnya langsung ke Sungai Lodji. Kami berupaya mengimbau agar para pengrajin batik limbahnya masuk ke IPAL sebelum dibuang ke Sungai Lodji," ucap Joko.

 

Selanjutnyua ada juga IPAL Jenggot yang mekanismenya sama. Di mana sebagian aliran air limbahnya bisa masuk ke IPAL tersebut. Karena kapasitasnya terbatas, sehingga tidak semua masuk ke IPAL. Disamping itu, DLH juga sudah bekerjasama dengan Kabupaten Pekalongan, di mana kabupaten tersebut sudah memiliki IPAL yang dibangun di wilayah Simbang namun belum dioperasionalkan.

 

"Kami menunggu waktu supaya sungai-sungai di Kota Pekalongan yang sebenarnya sebagai muara yang awalnya berada di Kabupaten Pekalongan yang juga ikut menyumbang limbah, terutama dari pengrajin batik maupun jins. Kalau limbah tersebut sudah dibuang ke IPAL Simbang, sehingga yang dibuang ke Kali Setu dan mengalir ke Sungai Lodji kualitas airnya bisa lebih bagus," tegasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: