Jangan Sampai Batang Tercemar Limbah Batik, IPI Ajak Pembatik Gunakan Warna Alam

BATIK - Generasi Muda Batik saat menbatik menggunakan pewarna alam.-Novia Rochmawati-
BATANG - Tak hanya merawat budaya, melestarikan batik tentunya harus dibarengi dengan menjaga lingkungan sekitar. Hal inilah yang membuat Institut Pluralisme Indonesia (IPI), mengajak pembatik muda Batang untuk beralih menggunakan pewarna alam.
Seperti dalam kegiatan Pelatihan Pengolahan Tanaman Pewarna Alam untuk Batik, yang digelar di Perum Pesona Griya Batang, Minggu (5/3/2023). Pelatihan ini diikuti beberapa pembatik generasi muda, baik dari masyarakat umum maupun perwakilan pelajar dari SMKN 1 Warungasem dan SMK PGRI Batang.
"Saat ini memang pencemaran limbah batik di Batang masih minim. Oleh karenanya perlu kita cegah, dan dibudayakan sehingga kita tetap bisa menjaga kelestarian lingkungan sekitar, sembari terus melestarikan batik," ujar Pemateri Kegiatan, Siti Alqomah bersama Bejo Sulasih saat diwawancarai di sela pelatihan.
Siti menambahkan, sebenarnya penggunaan pewarna alam terbilang murah. Karena pewarna ini didapatkan dari tumbuhan atau tanaman yang ada di alam sekitar. Seperti kayu secang, pewarna indigo dan lainnya.
"Selain itu, di sini juga turut diajarkan membuat batik dari kain ecoprint. Dimana motif yang dihasilkan merupakan motif yang didapat dari proses pewarnaan dari daun-daun tanaman," imbuh Siti.
Diakuinya, memang pewarna alam sendiri tidak menghasilkan warna yang terang. Warnanya pun cenderung soft dan terkesan pudar. Meski begitu batik pewarna alam punya segmentasi penggemar sendiri, yang potensial untuk dikembangkan.
"Intinya kami dari komunitas pembatik generasi muda berharap, langkah ini juga bisa membantu nguri-nguri batik dan kebudayaan lokal Batang, tanpa merusak alam yang ada di Batang dengan limbah batik," pungkas Bejo Sulasih. (nov)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: