TMMD Reguler Ke-116 Kodim 0710/Pekalongan Hadirkan Secercah Harapan dan Impian Warga Desa Wangkelang

TMMD Reguler Ke-116 Kodim 0710/Pekalongan Hadirkan Secercah Harapan dan Impian Warga Desa Wangkelang

Warga bersama personil TNI saling bahu membahu.-Hadi Waluyo -

KANDANGSERANG, RADARPEKALONGAN - Sebanyak 150 Prajurit TNI berbondong-bondong menuju Desa Wangkelang, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Melintasi jalan sepanjang 25 kilo meter (km) dari ibu Kota Kabupaten Pekalongan, di Kecamatan Kajen, dengan kondisi jalan tanjakan dan tikungan curam, anggota dari berbagai kesatuan dibawah komando Dandim 0710/Pekalongan Letkol Inf Rizky Aditya, mengusung kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-116 TA. 2023.

Komando Distrik Militer 0710/Pekalongan yang merupakan satuan kewilayahan berada dibawah komando Korem 071/Wijayakusuma, menyasar Desa Wangkelang. Bukan tanpa maksud dan tujuan, melainkan mengusung sebuah mimpi warga dari salah satu desa di Kota Santri yang telah merasuk ke telinga para tentara di Pekalongan.

Kesedihan dan penderitaan warga, akibat menghadapi kondisi jalan di desa dengan pintu masuk dari Desa Lambur kecamatan setempat dan pintu keluar Desa Tenogo, Kecamatan Paninggaran, seperti kali asat (sungai kering) sepanjang 3 km, dari desa menuju pintu masuk yang merupakan pusat kegiatan masyarakat, baik perekonomian, sarana kesehatan, dan pendidikan.


--

Tak mudah bagi warga Wangkelang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, baik menjual hasil bumi ke pasar, menuju sarana kesehatan karena sakit atau ibu hamil untuk memeriksakan kandungan maupun persiapan kelahiran buah hati, juga anak-anak menuju sekolah tempatnya menggantungkan cita-cita.

Jalanan ekstrim di desa yang sebelum tahun 2021 menyandang predikat tertinggal dan terisolir. Dan sekarang masih dalam proses menuju desa berkembang karena kekayaan alam hasil bumi melimpah, seperti cengkih, sayuran, serta hasil pertanian unggulan yakni manggis.

Kepala Desa Wangkelang Slamet Priyadi, bahkan menyebut kondisi jalan bak sungai kering, menjadikan banyak warga harus mengalami kecelakaan kecil, terpeleset, jatuh, dan tergelincir, menjadi sebuah risiko wajar yang harus dialami oleh warga Wangkelang.

Tak sedikit beberapa warga dari luar kota juga kerap mengalami  kecelakaan, karena mereka tak mengenal medan. Bahkan apabila mengabaikan faktor keselamatan dalam berkendaran baik ceroboh maupun kecepatan tinggi, dapat tergelincir ke sisi-sisi jurang di jalan tersebut.

"Dengan jalan seperti itu, kecelakaan menjadi sebuah risiko harus dihadapi, utamanya saat musim hujan, karena jalanan licin dan terjal. Bahkan tak jarang kecelakaan mengakibatkan luka permanen, seperti pernah terjadi pada seorang ibu yang jatuh dan mengalami patah tulang," katanya.

Itu seperti dialami ibu Sri Rahayu (41), yang menuturkan baru saja terjatuh di jalan desa, dan harus di rujuk ke Puskesmas kecamatan lain, serta menjalani pengobatan altertnatif sangkal putung, selama dua pekan.

"Sampai sekarang juga masih belum bisa lurus. Saat jatuh sempat pingsan karena saat kejadian tidak ada orang lewat," ungkap dia.

Kejadian serupa juga menimpa Khairul Anam, siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Kandangserang, yang pernah tergilincir jatuh karena jalan licin. Tidak hanya dia, banyak siswa lain dari desanya mengalami hal sama.

"Yang paling sering kita untuk pergi ke sekolah butuh waktu lama dan terlambat masuk kelas, karena harus hati-hati, terlebih saat musim hujan. Untuk mengatasi itu semua, berangkat dari rumah pagi sekali setelah subuh, supaya tidak terburu-buru juga menghindari risiko kecelakaan," tambah Anam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: