Penyakit Gula Darah dan TBC di Pekalongan Disinyalir Meningkat, Ini Langkah Dinkes Kabupaten Pekalongan

Penyakit Gula Darah dan TBC di Pekalongan Disinyalir Meningkat, Ini Langkah Dinkes Kabupaten Pekalongan

Kabid P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Mohamad Khoirudin.-Hadi Waluyo-

KAJEN,RADARPEKALONGAN - Kejadian penyakit tidak menular (PTM) seperti gula darah dan penyakit menular seperti TBC di Kabupaten Pekalongan disinyalir mengalami peningkatan di tahun 2023 ini. 

Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan terus berupaya menekan laju penyakit ini dengan melakukan deteksi dini penyakit tidak menular dan penyakit menular. Sehingga, kejadian komplikasi bisa diminimalisir.

Baca juga:Sambut Hari Bhakti Adhyaksa ke-63, Kejari Kabupaten Pekalongan Gelar Cek Gula Darah dan Pap Smear Gratis

Demikian disampaikan Kabid P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Mohamad Khoirudin, disela-sela Workshop Cegah Penyakit Tidak Menular dan Penyakit Menular Sejak Dini di Aula Lantai 1 Setda Kabupaten Pekalongan, Kamis, 10 Agustus 2023. 

"Ini workshop deteksi dini penyakit menular dan penyakit tidak menular, karena disinyalir di Kabupaten Pekalongan ini angka kejadian penyakit tidak menular dan penyakit menular itu meningkat. Jadi kami dari Dinas Kesehatan berupaya agar Kabupaten Pekalongan khususnya masyarakatnya bisa secara dini mendeteksi PTM dan penyakit menular," kata dia.

Diharapkan, dengan deteksi dini penyakit ini tidak akan berkelanjutan. Sebab, jika bisa diketahui secara dini pengobatannya bisa lebih awal sehingga untuk kejadian komplikasi bisa ditekan. 

Menurutnya, penyakit tidak menular yang menonjol biasanya penyakit degeneratif seperti penyakit kencing manis (diabetes melitus), hipertensi, stroke, dan kanker. Di Kabupaten Pekalongan kasus PTM yang tertinggi ialah hipertensi dan diabetes melitus

Disebutkan, untuk temuan penyakit hipertensi adalah 34,1 persen dari jumlah penduduk, diabetes ada 2 persen, dan stroke ada 10,9 persen. Untuk penyakit menular TBC dari Januari hingga Juli 2023 ini ada 445 kasus TBC. 

Menurutnya, penyebab diabetes melitus bisa diakibatkan faktor internal dan eksternal. Faktor internal berarti secara genetik atau keturunan dari ayah ibunya yang menderita kencing manis. Untuk faktor eksternal itu bisa karena pola konsumsi makanan, minuman, pola hidup, pola olahraga, istirahat, dan tidur, dan bisa juga ditimbulkan dari pola pikir. 

"Dalam artian orang-orang yang tidak bisa mengatasi stres dalam kehidupannya, dia akan cenderung kena penyakit diabetes melitus," ungkapnya.

Baca lagi:Hipertensi-Diabetes Mematikan

Untuk mencegah penyakit diabetes melitus, lanjut dia, dari faktor internal jika seseorang yang punya riwayat bapak ibunya punya kencing manis harus hati-hati dalam perilaku atau dalam mengendalikan gaya hidupnya. Termasuk mengontrol pola makannya. 

"Jangan sampai mereka mengonsumsi yang banyak karbohidratnya. Karena karbohidrat bagi pasien yang menderita kencing manis atau punya gen untuk terjadi kencing manis mudah untuk menjadi DM<' terang dia.

Pola minum juga dikontrol. Jangan terlalu minum yang mengandung gula murni. Namun, kata dia, jika kandungan gula itu dalam buah-buahan seperti dalam pisang, apel, anggur, atau mangga tidak apa-apa dikonsumsi asal jangan berlebihan. "Gula murni atau gula tebu yang harus dihindari," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: