Naskah Sawareh Barzanji

Naskah Sawareh Barzanji

Naskah Sawarèh Barzanji oleh Aziizatul Khusniyah, Dosen Filologi IAIN Kudus -IST-

Oleh :  Aziizatul Khusniyah, M.Hum

*Dosen Filologi IAIN Kudus

RADAR PEKALONGAN - Pembacaan berzanji di Indonesia merupakan sebuah tradisi. Sebuah kitab yang berisi riwayat hidup Nabi Muhammad SAW. Pembacaan berzanji biasanya dilakukan dalam acara-acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW., marhabaan (upacara syukuran atas kelahiran anak), pengajian sebelum pernikahan, dan bacaan wajib pengantaran calon haji berangkat ke tanah suci Mekah.

Tradisi membaca berzanji di Indonesia diperkenalkan oleh para ulama penyebar agama Islam di Indonesia, khususnya para ulama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Tradisi ini kemudian berkembang pesat di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di Pulau Jawa, Madura, dan Lombok.

Pembacaan berzanji biasanya dilakukan secara berjamaah atau berkelompok yang, dipimpin oleh seorang ahli agama yang mahir dalam membaca Barzanji. 

Kemunculan Naskah Barzanji gubahan orang Irak yang mengandung kisah kehidupan Nabi Muhammad, seperti sudah disebutkan, tersebar ke berbagai penjuru dunia, termasuk Nusantara. Salah satu khazanah manuskrip di Indonesia yaitu Naskah Sawarèh Barzanji yang merupakan naskah berbahasa Sunda berisi tuturan riwayat hidup Nabi Muhammad saw.

Naskah ini merupakan saduran dari naskah Barzanji yang berbahasa Arab, yang ditulis oleh Syaikh Jafar bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad pada abad ke- 13 M. Naskah ini disadur ke dalam bahasa Sunda oleh K. H. Ahmad Dimyati, yaitu alim ulama pendiri Pesantren Sukamiskin Bandung, pada tahun 1920- an.

Naskah ini terdiri dari 2 bagian, yang berbentuk prosa serta puisi. Bagian prosa berisi riwayat hidup Nabi Muhammad saw. dari lahir sampai wafatnya, sebaliknya bagian puisi berisi pujian- pujian untuk Nabi Muhammad SAW.

Naskah ini kerap dibacakan dalam acara-acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW marhabaan (upacara syukuran atas kelahiran anak), pengajian saat sebelum perhelatan perkawinan, serta teks harus pengantaran calon haji berangkat ke Mekah. Terjemahan Barzanji yang digubah oleh Kyai Dimyati yang kemudian diberi judul Sawareh Barzanji( berikutnya disingkat SB) mempunyai keistimewaan, ialah sebagian isi naskahnya berupa puisi bahasa Sunda, namun memakai aturan- aturan/ pola matra puisi Arab. Penulisannya pun dengan aksara Arab- Pegon/ Arab- Sunda. Berikut salah satu petikan naskah Sawareh Berzanji.

"Bismi ‘lläh ‘l-rahmäni ‘l-rahīm

Ku Allah pangèran urang

anu pangasihna terang

ku nu mikir mingkin caang

ayana sagala barang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: