Jurus Jitu Entaskan Kemiskinan

Jurus Jitu Entaskan Kemiskinan

Laboratorium kemiskinan merupakan salah satu inovasi pelayanan publik dari Bappeda Litbang Kabupaten Pekalongan. Inovasi ini ikhtiar Pemkab Pekalongan dalam mengentaskan kemiskinan.

Kepala Bagian Organisasi Dan Kepegawaian Setda Kabupaten Pekalongan, Rukman Hidayat AP, Selasa (4/8/2020), mengatakan, di laboratorium kemiskinan si miskin ditempatkan sebagai subyek, membangun kolaborasi antar stakeholders (helix), dan menjadikan desa miskin sebagai laboratorium dengan basis data yang jelas dan mencoba menghidupkan kembali sosial capital di tengah masyarakat yang berkearifan lokal. Diterangkan, inovasi ini mengambil tiga desa sebagai sampel dalam pengentasan kemiskinan. Yakni, Desa Kertijayan, Kecamatan Buaran yang mewakili desa miskin perkotaan, Desa Mulyorejo, Kecamatan Wonokerto, mewakili desa miskin pesisir/pantai, dan Desa Botosari, Kecamatan Paninggaran, mewakili desa miskin pegunungan.

"Hasil evaluasi awal oleh TKPK, inovasi ini dianggap berhasil yang ditandai dengan keluarnya Desa Botosari dan Desa Mulyorejo dari desa merah," kata dia.

Saat ini, lanjut dia, pemkab sedang menginisiasi replikasi di 6 desa lain. Laboratorium kemiskinan juga memberikan inspirasi bagi lahirnya Gerakan KUDU sekolah sebagai upaya meningkatkan angka IPM, konsep desa binaan tematik bagi pelaksanaan KKN dengan konsep Universitas Membangun Desa, dan inovasi ini mampu mendorong OPD untuk lebih serius dalam menyusun perencanaan dan pengalokasian anggaran secara terukur.

"Laboratorium kemiskinan masuk dalam TOP 6 pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tingkat Kabupaten Pekalongan tahun 2019," terang dia.

Pada tahun yang sama, laboratorium kemiskinan berhasil lolos sebagai TOP 20 dalam KIPP tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Pada tahun 2020, ujar dia, Laboratorium Kemiskinan menjadi salah satu peserta dalam ajang bergengsi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tingkat Nasional atau dikenal dengan SINOVIK KemenPANRB. Inovasi ini berkompetisi dengan 6.000 lebih proposal dari seluruh Indonesia.

"Laboratorium kemiskinan berhasil lolos seleksi administrasi yang keseluruhan proposal lolos seleksi berjumlah 2.250," terang dia.
Dikatakan, 2.250 proposal yang lolos seleksi ini dinilai oleh Tim Evaluasi dan kemudian disaring menjadi 229 proposal, diantaranya adalah Laboratorium Kemiskinan. Ke-229 proposal ini kemudian dinilai oleh Tim Panel Independen untuk mendapatkan TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020 dan 15 finalis kelompok khusus KIPP 2020.

Dikatakan, berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI (Kepmenpanrb) Nomor 189 Tahun 2020 tentang TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020 dan 15 Finaslis Kelompok Khusus KIPP 2020, Laboratorium Kemiskinan dinyatakan lolos sebagai TOP 99.

Untuk memperebutkan TOP 45, Laboratorium Kemiskinan melaksanakan tahapan presentasi dan wawancara di depan Tim Panel Independen (TPI) secara virtual pada 8 Juli 2020. TPI terdiri dari berbagai ahli dan praktisi berbagai bidang tingkat nasional. Di antaranya Prof Dr JB Kristadi, Prof Dr Eko Prasojo, dan Prof Dr Siti Zuhro MA.

"Pada hari Senin, 27 Juli 2020, Laboratorium Kemiskinan dinyatakan lolos TOP 45 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020 dan 5 Pemenang Outstanding Achievment of Public Service Innovation 2020 dalam pengumuman yang dibacakan oleh Prof Dr Diah Natalisa, Deputi Pelayanan Publik KemenPANRB," terang dia. Pengumuman tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri PANRB Nomor 192/2020 tentang TOP 45 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020 dan 5 Pemenang Outstanding Achievment of Public Service Innovation 2020. TOP 45 terdiri dari 7 inovasi kementerian, 5 inovasi lembaga, 7 inovasi dari pemerintah provinsi, 19 inovasi dari pemerintah kabupaten dan 7 inovasi dari pemerintah kota.

Menurutnya, penghargaan ini merupakan kali pertama Pemerintah Kabupaten Pekalongan meraih TOP 45 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020. "Pemenang TOP 45 akan mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID) 2021," terang dia. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: