Kabar Gembira, Siswa Kurang Mampu akan Dapat Bantuan Kuota
*Untuk Pembelajaran Daring
KOTA - Siswa kurang mampu di Kota Pekalongan akan mendapatkan bantuan untuk pembelian kuota internet yang dapat digunakan untuk pembelajaran daring. Bantuan yang diberikan sebesar Rp100 ribu per siswa untuk empat bulan. Sehingga setiap bulan siswa mendapatkan bantuan sebesar Rp25 ribu untuk pembelian kuota internet.
Anggaran untuk bantuan tersebut telah diajukan oleh Dinas Pendidikan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemkot Pekalongan. Berdasarkan data Dinas Pendidikan, ada sekitar 5.263 siswa kurang mampu yang akan diberikan bantuan tersebut yang terdiri dari 1.750 siswa SD dan 3.513 siswa SMP.
Kepala Dinas Pendidikan setempat, Soeroso mengungkapkan, anggaran bantuan telah diajukan kepada TAPD dan realisasinya menunggu keputusan dari TAPD. "Intinya kami telah mengusulkan anggaran untuk bantuan kuota internet siswa dalam rapat TAPD. Usulan itu akan dibahas apakah itu nanti akan akan disetujui kami masih menunggu," tuturnya, Selasa (4/8/2020).
Soeroso melanjutkan, siswa yang masuk dalam data penerima bantuan tersebut adalah siswa dari keluarga kurang mampu yang tidak tercover dalam bantuan personal seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP). Dengan bantuan kuota internet tersebut, diharapkan bisa mendorong siswa untuk lebih mudah mengakses pembelajaran jarak jauh secara daring.
Ditanya terkait kemungkinan penerapan pembelajaran tatap muka di Kota Pekalongan, dia mengatakan bahwa berdasarkan SKB 4 Menteri, pembelajaran tatap muka hanya boleh dilakukan di daerah yang sudah masuk zona hijau dan harus atas izin dari ketua gugus tugas setempat yakni kepala daerah. Sehingga Dinas Pendidikan maupun sekolah, sifatnya pasif dan menunggu kebijakan dari kepala daerah.
"Artinya, kami bukan dalam kewenangan soal zonasi itu. Juga terkait izin, yang menerbitkan adalah ketua gugus tugas jadi kami tidak berani ambil kebijakan karena ini masalah kewenangan sehingga kami hanya menunggu kebijakan saja," katanya.
Sehingga menurut Soeroso, bantuan kuota internet bagi siswa akan tetap relevan dalam penerapan mekanisme pembelajaran apapun di masa adaptasi kebiasaan baru ini. Baik ketika sistem pembelajaran masih menggunakan jarak jauh secara daring maupun pembelajaran tatap muka. Karena jikapun diterapkan, pembelajaran tatap muka juga masih dibatasi berbagai protokol kesehatan.
"Ketika pembelajaran tatap muka diterapkan, kita harus membagi siswa yang masuk dalam dua tahap. Jadi siswa juga masih menjalani pembelajaran secara daring juga. Begitupun ketika mungkin dilakukan pembelajaran tatap muka secara penuh, kuota internet tetap dapat dimanfaatkan untuk mengakses informasi yang berkaitan dengan pembelajaran siswa," tandasnya.(nul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: