Pertumbuhan Industri Keuangan Syariah Diramalkan akan Berkembang Lebih Cepat dan Stabil

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, membuka seminar nasional dalam rangka Hari Santri Nasional di Grand Dian Hotel, Kabupaten Pekalongan, Rabu, 25 Oktober 2023.-Hadi Waluyo-
KAJEN - Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Dengan potensi itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian meramalkan pertumbuhan industri keuangan syariah di Indonesia akan terus berkembang lebih cepat dan stabil.
Ramalan itu disampaikan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, saat seminar nasional bertema 'Akselerasi Keuangan Inklusif Terintegrasi Hulu Hilir melalui Hybrid Bisnis-Pemberdayaan Berbasis Koperasi dan Pondok Pesantren' di Hotel Grand Dian, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Rabu, 25 Oktober 2023.
Dalam sambutannya, Susiwijono menyoroti potensi luar biasa Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, terutama dalam sektor ekonomi dan keuangan syariah. Berdasarkan Islamic Finance Company Index, kata dia, Indonesia berhasil meraih peringkat pertama. Untuk itu, ia meramalkan pertumbuhan industri keuangan syariah akan terus berkembang lebih cepat dan stabil ke depan.
Susiwijono menekankan bahwa potensi ini didukung oleh lebih dari 39 ribu pesantren dan lebih dari 4,8 juta santri di Indonesia. Lebih dari 12 ribu pesantren, atau hampir 40 persen, memiliki potensi yang sangat baik, terutama di sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan usaha mikro kecil.
Baca lagi:Dorong Kader Muda Jadi Entrepreneur, PDNA Kabupaten Pekalongan Gelar Seminar Nasional
Ia menjelaskan, pesantren juga memiliki peran yang signifikan dalam mendukung strategi nasional keuangan inklusif, sesuai dengan tema acara pada hari itu, yaitu pengembangan ekonomi berbasis pesantren.
Susiwijono menyadari bahwa dalam era digitalisasi seperti saat ini, santri memiliki peran penting dalam mendorong digitalisasi di sektor ekonomi. Pengembangan keterampilan digital diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan hingga 16 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Oleh karena itu, di era digital, sosial media, dan teknologi, ia mendorong semua santri untuk meningkatkan kemampuan dan literasi di bidang ekonomi digital.
Sekretaris JATMAN, Dr KH Mashudi menekankan bahwa peran santri dalam masyarakat tidak terbatas pada aspek agama, seperti memahami iman, Islam, dan akhlak. Santri juga diharapkan untuk menjadi individu yang pandai, memiliki keterampilan di bidang IT, serta memiliki kreativitas dan jiwa wirausaha.
Baca lagi:BI Tegal Paparkan Kondisi Ekonomi Terkini dalam Seminar 'Economic Contemplation'
"Santri bukan saja orang yang mendalami tiga trinya, iman, islam, dan ihsannya. Tetapi mereka diharapkan sosok yang memberikan manfaat, maslahat, barokah di sekelilingnya," ujarnya.
Ditandaskannya, santri bukan hanya orang yang menghafal tasbih. Melainkan sosok yang aktif dalam mengubah daerah sekitarnya menjadi tempat yang aman dan berkembang ekonominya.
Ia memahami bahwa hubungan antara santri, kyai (pengajar di pesantren), dan masyarakat sekitar adalah saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.
Mashudi berpendapat bahwa santri memiliki konsep yang jelas tentang bagaimana mengembangkan dan memanfaatkan potensi ekonominya untuk kesejahteraan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: