Kembalikan Kejayaan Era 80-90an, Slogan Republik Jeruk Kembali Digaungkan Pemkab Batang

Kembalikan Kejayaan Era 80-90an, Slogan Republik Jeruk Kembali Digaungkan Pemkab Batang

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) berambisi untuk mengembalikan kejayaan jeruk khas Batang yang sempat berjaya di dasawarsa silam . Slogan Republik Jeruk pun terus digaungkan demi meraih kembali marwah jeruk Batang di pasar nasional.

CEK - Tim Dispaperta Batang saat mengecek salah satu kebun jeruk milik petani. (dok istimewa)

Seperti diketahui, produk jeruk Batang pernah benar-benar mengalami masa emasnya, terutama di dasawarsa 1980 hingga 90an silam. Saat itu, jeruk Batang cukup kondang dan banyak disuplai ke pasar-pasar berbagai daerah. Era kejayaan itulah yang sedang coba dikembalikan Pemkab Batang.

Tak hanya wacana, Pemkab bahkan aktif mendorong petani ikut aktif menggelorakan impian tersebut. Salah satunya dengan menggelar lomba kebun jeruk.

"Lomba tersebut digelar untuk menjaga semangat para petani jeruk di Kabupaten Batang, yang sedang menggiatkan dan berupaya mewujudkan Batang sebagai Republik Jeruk," ucap Kepala Dinas Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Kabupaten Batang, Ir Migayani Thamrin, melalui Kasi Sarpras Holtikultura, Irhas fredi Wibowo, belum lama ini.

Irhas menuturkan, lomba kebun Jeruk rencananya mulai dilaksanakan pada September mendatang, dan pemenang lomba diumumkan pada November. Dijelaskan, lomba itu membutuhkan proses yang cukup lama. Pasalnya, Disparperta akan melibatkan seluruh petani jeruk di Kabupaten Batang, dengan jumlah 108 petani, tersebar di 14 Kecamatan, dinaungi oleh 34 kelompok tani, dan menggarap total lahan seluas 70,43 hektar, dengan jumlah bibit jeruk sebanyak 35.335 batang.

Mereka menanam bibit jeruk terdiri dari tujuh varietas, di antaranya jeruk Terigas, Pontianak, Siam Madu, Monte, Batu 55, Jeruk AB, dan Keprok RGL. Jika semuanya ikut, tentu harus dipersiapkan jauh-jauh hari. Bahkan, saat ini Disperperta sudah mulai mensosialisasikan kepada para petani jeruk untuk mempersiapkan kebunnya.
"Kriteria penilaian kita lihat dari kualitas tanaman, kebersihan, kondisi tanaman, dan pencatatan tanaman, " katanya.

Dari lomba tersebut, Irhas berharap petani jeruk makin bersemangat dalam mewujudkan Batang sebagai Rebuplik Jeruk. Sekaligus menjadi bentuk perhatian Pemkab Batang kepada para petani.

Dikatakannya, Pemkab juga menggandeng Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) untuk melakukan pendampingan secara langsung kepada petani jeruk. Pendampingan dilakukan di tiga tempat, yakni di Desa Pesaren Kecamatan Warungasem dengan luas lahan 1 hektar, Desa Toso Kecamatan Bandar seluas 3.000 meter persegi, dan Desa Pacet seluas 1 hektar.

"Sekarang jeruk yang telah ditanam usianya 14 bulan, kira-kira 12 bulan lagi kita panen, target awal perpohon menghasilkan 20-30 kilo," bebernya.

Namun misi tersebut bukan tanpa hambatan. Irhas merinci setidaknya ada tiga kendala yang umumnya dihadapi para petani jeruk, seperti kendala air karena kemarau, petani gunakan herbisida untuk membasmi gulma yang berdampak negatif pada tanaman, dan hama penyakit yang belum familiar.

"Kita terus mencari solusinya kemudian dijelaskan kepada petani, terkait gulma petani jangan gunakan herbisida tetapi menggunakan alat pemotong rumput, adapun masalah hama kita rutin berkomunikasi, baik antara petani,Dinas dan Balijestro," tandasnya. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: