Keren, Siswa SMPN 1 Wonotunggal Sulap Sampah Plastik Jadi BBM

Keren, Siswa SMPN 1 Wonotunggal Sulap Sampah Plastik Jadi BBM

Dua orang siswa menuangkan BBM hasil penyulingan sampah plastik. (Novia Rochmawati)

WONOTUNGGAL - Hari ini, sepulang sekolah Arif Febryan, siswa kelas 9 SMPN 1 Wonotunggal punya agenda rutin. Ia dan beberapa temannya nampak sibuk berada di Gubug Kreatif yang ada di belakang halaman sekolah. Rupa-rupanya ia dan kawannya tengah memilah-milah sampah plastik yang telah dikumpulkan sebelumnya.

Tak semua sampah plastik dipilihnya, hanya yang memiliki warna bening saja, baik itu plastik botol ataupun plastik kemasan. Setelah dibersihkan plastik-plastik tersebut kemudian dimasukkan ke dalam drum besi yang ditutup rapat. Setelah itu plastik yang mengisi penuh drum tersebut dibakar dalam bara api yang suhunya mencapai 300 derajat celcius. Setelah dibakar selama lima belas menit nantinya uap hasil pembakaran akan disuling.

Untuk melakukan proses ini, Arif dan siswa lainnya tidak sendiri. Mereka biasanya didampingi oleh salah satu guru, Bambang Jatmiko (56). Lelaki yang kerap disapa Pak Miko ini lah yang membuat seperangkat alat penyulingan ini. Hingga nantinya sampah plastik tersebut berhasil disulap menjadi bahan bakar minyak..

Dari sekitar satu kilogram sampah plastik biasanya akan menghasilkan satu liter bahan bakar minyak (BBM). Hasil penyulingan biasanya dibagi menjadi tiga jenis bbm, yakni BBM yang setara dengan minyak tanah yang warnanya coklat kehitaman, kemudian BBM jenis solar yang warnanya coklat kemerahan, dan BBM Jenis premium yang warnanya coklat kekuningan laiknya minyak goreng.
"Semakin banyak pipa penyulingannya semakin banyak jenis yang dihasilkan. Tapi memang hasil penyulingannya tidak 100 persen memiliki kandungan yang sama. Hanya sekitar 75 persennya saja," terang Pak Miko.

BBM hasil penyulingan dari sampah plastik. (Novia Rochmawati)

Setelah disuling dan disaring, nantinya BBM dari plastik ini siap untuk digunakan. Total waktu pengerjaan sendiri memang membutuhkan waktu yang cukup lama, Sekitar 4-5 jam. Dan nantinya BBM khususnya yang jenis premium ini sudah bisa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.

"Memang belum ada uji lab lebih lanjut terkait dengan kandungan BBM yang kami hasilkan ini. Tapi sudah satu tahun ini saya menggunakan di motor saya sendiri. Dan pernah sebulan penuh saya full gunakan premium dari plastik ini. Dan Alhamdulillah kondisi motor saya baik-baik saja. Hanya saja memang bau asapnya seperti bau ketika membakar plastik," terang Miko.

Dijelaskan, ide awal pembuatan BBM dari plastik ini muncul ketika banyak sampah yang ada di sekolah. Dan setelah mendapatkan ide dari berbagai sumber dan praktik yang sudah ada di beberapa daerah, Miko akhirnya mencoba membuatnya sendiri di sekolah. Dan hingga kini akhirnya ilmu tersebut juga bisa ia bagikan dengan anak didiknya dan juga guru lain yang ada di sekolah.

"Sebenarnya masih banyak yang harus dikembang dari inovasi ini. Meski manfaatnya cukup besar, BBM ini juga belum teruji secara pasti. Sehingga kami harap ke depannya, bisa ada pihak yang membantu kami untuk bisa mengetahui bagaimana langkah yang akan bisa kami lakukan selanjutnya," harap Pak Miko.

Kepala SMPN 1 Wonotunggal, M Abdul Ghofur mengapresiasi inovasi yang dilakukan Pak Miko. Menurutnya inovasi ini sangat apik lantaran bisa mengubah sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat dan berkah. Jika dilihat dari segi ekoni memang tidak akan sebanding hasilnya, karena untuk proses pembakaran juga dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Tapi jika dilihat untuk mengatasi problem sampah, menurutnya inovasi ini layak untuk dikembangkan. Pihaknya juga sudah berusaha meminta bantuan anggaran dari pemerintah untuk mengembangkan inovasi ini.

"Jika dilihat semangat untuk meminimalisir sampah, saya rasa ini inovasi yang apik. Karena bisa membuat siswa juga memiliki kebiasaan untuk mengumpulkan sampah dan membuang sampah di tempatnya. Sehingga sampah yang sudah terkumpul tadi bisa dimanfaatkan agar tidak terbuang percuma. Tidak hanya BBM tapi dari gubug kreatif ini kami juga memiliki beberapa kerajinan lainnya dari sampah," tandasnya. (Nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: