6 Luka Masa Kecil yang Memicu Perselingkuhan Menurut Psikolog Klinis, Akibat Trauma yang Belum Sembuh!

6 Luka Masa Kecil yang Memicu Perselingkuhan Menurut Psikolog Klinis, Akibat Trauma yang Belum Sembuh!

Luka masa kecil yang memicu perselingkuhan--freepik.com

RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID – Di antara beragam alasan orang bisa selingkuh, luka masa kecil yang memicu perselingkuhan menjadi salah satu yang harus ditangani untuk kelangsungan hubungan.

Beberapa psikolog klinis bahkan memaparkan akibat yang bisa muncul dari luka masa kecil yang memicu perselingkuhan, di mana kesehatan hubungan bisa terancam.

Berikut merupakan beberapa luka masa kecil yang memicu perselingkuhan menurut psikologi klinis serta fakta di baliknya yang harus kamu waspadai.

BACA JUGA Tidak Hanya Ekstrovert! Ini 4 Cara Komunikasi Biar Sukses Jadi Pemimpin Buat Introvert, Yuk Coba!

Dibiasakan menghindari perasaan negatif

Tidak sedikit anak-anak yang diminta oleh orang tuanya untuk mengabaikan atau bahkan menghindari perasaan negatif. Mereka dilarang untuk marah, merengek, menangis, dan mengungkapkan emosi-emosi negatif lainnya.

Hal ini bisa terbawa hingga dewasa dan menjadi bumerang bagi hubungan romantis anak di masa depan.

Dr. Paul DePompo, seorang psikolog klinis, mengungkapkan bahwa ajaran orang tua agar anak menghindari perasaan negatif dan hanya harus bahagia, tidak boleh frustrasi, dan sebagainya, akan memunculkan mindset bahwa hidup adalah tentang mereka. Mereka cenderung tidak mengembangkan empati dan toleransi.

Akibatnya, luka masa kecil yang memicu perselingkuhan ini membuat mereka mengejar apa yang menurut pantas untuk mereka dapatkan dan apa yang mereka inginkan meski sudah memiliki pasangan.

Menyaksikan perselingkuhan secara langsung, terutama oleh orang tua

Faktanya, anak belajar dari orang dewasa. Sedang mirisnya, tidak semua orang dewasa mampu memberikan contoh yang baik bagi anak-anak. Sebaliknya, mereka terkadang justru memicu munculnya pemikiran negatif, salah satunya luka masa kecil yang memicu perselingkuhan yang diperoleh ketika anak menyaksikan orang tuanya selingkuh.

Tanesha L. Curtis, LMSW yang merupakan seorang terapis mengatakan bahwa peristiwa tersebut bisa membuat anak menirunya saat dewasa.

Menurutnya, melihat orang penting dalam hidup anak berselingkuh terus menerus akan membuat anak menormalisasi hal tersebut dan mereka mungkin berpandangan bahwa semua orang selingkuh.

BACA JUGA Gen Z Mau Jadi Pemimpin? Ini 4 Cara Komunikasi yang Fleksibel Sekaligus Profesional agar Sukses Jadi Leader!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: