Tak Sekadar Jadi Tradisi Syawalan, Lomba Langenan Ban di Kecepak Batang Jadi Sarana Edukasi Kelestarian Sungai

Tak Sekadar Jadi Tradisi Syawalan, Lomba Langenan Ban di Kecepak Batang Jadi Sarana Edukasi Kelestarian Sungai

Tak Sekadar Jadi Tradisi Syawalan, Lomba Langenan Ban di Kecepak Batang Jadi Sarana Edukasi Kelestarian Sungai-IST-IST

BATANG, RADAR PEKALONGAN.DISWAY.ID - Suasana Syawalan di Desa Kecepak Batang kembali dimeriahkan dengan Tradisi langenan ban yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat. Lomba langenan ban ini dibuka oleh Kepala Disparpora Kabupaten Batang, Yarsono di aliran sungai irigasi desa, Sabtu 13 April 2024. 

"Kami sangat mendukung penuh kegiatan masyarakat yang bermuatan positif, seperti lomba langenan ban ini, yang tidak hanya menjadi tradisi tahunan tetapi juga dapat menjadi potensi pariwisata dan olahraga baru bagi masyarakat setempat," ujarnya. 

Perwakilan Panitia Kegiatan, Fajar menyebut, ada ratusan peserta dari berbagai usia, termasuk peserta dari Bogor yang sengaja datang untuk berkunjung ke Batang dan ikut serta dalam lomba ini. 

"Langenan ban sendiri merupakan permainan populer pada era 90-an, di mana peserta berenang sambil menaiki karet ban," jelasnya. 

Lomba Langenan Ban ini dibagi menjadi tiga kategori, kategori anak, dewasa perempuan maupu dewasa laki-laki. Dengan teknis peserta akan menyusuri sungai dengan menaiki ban dan dikayuh menggunakan tangan. Trek yang disediakan panjangnya sekitar 25 meter. Peserta yang paling cepat akan menjadi pemenangnya. 

Selain sebagai ajang lomba, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk mengedukasi anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan sekitar, dengan mengajarkan mereka untuk tidak membuang sampah di sungai.

Sebagai hadiah utama, panitia menyediakan sepeda listrik yang diperebutkan oleh para peserta. Acara ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga menjadi sarana silaturahmi bagi masyarakat setempat, yang selalu dinanti setiap tahunnya.

Tradisi langenan ban di Desa Kecepak tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya lokal, tetapi juga mencerminkan semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan, yang patut diapresiasi dan dilestarikan.

"Lomba ini juga jadi sarana silaturahmi warga rantau yang pulang ke Batang. Sekaligus juga jadi sarana edukasi untuk melestarikan sungai sejak dini," pungkasnya. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radar pekalongan