Cerita Peagang Kupat Musiman di Pasar Batang, Mengais Rezeki dari Seikat Ketupat di Momen Syawalan

Cerita Peagang Kupat Musiman di Pasar Batang, Mengais Rezeki dari Seikat Ketupat di Momen Syawalan

Cerita Peagang Kupat Musiman di Pasar Batang, Mengais Rezeki dari Seikat Ketupat di Momen Syawalan -IST-IST

BATANG, RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Peringatan Syawalan menjadi salah satu tradisi bagi masyarakat BATANG dan sekitarnya. Biasanya Syawalan atau perayaan H+7 lebaran ini dirayakan dengan berbagai momen peringatan. 

Bagi sebagian masyarakat, belum sah jika peringatan Syawalan atau hari ketujuh lebaran, tidak memasak ketupat. Hal inilah yang dimanfaatkan para pedagang untuk mengais pundi-pundi rupiah dari seikat ketupat matang.

Salah satunya adalah Sri yang telah bertahun-tahun menjadi pedagang ketupat matang dadakan di tepi Pasar Batang. Meski jumlah pedagang yang kian berkurang, namun mereka tetap setia menekuni profesi yang hanya dilakoninya setahun sekali itu. 

BACA JUGA:Tradisi Syawalan Megono Gunungan, Imam Tobroni: Pentingnya Lestarikan Tradisi sebagai Identitas Warisan Budaya

“Jualannya cuma pas lebaran saja, dua hari. Seharinya ada 200 ketupat siap santap yang dijajakan, seharga Rp2.500,00 per buahnya. Biasanya jualan jam 6-7 pagi sudah habis,” katanya saat ditemui di Pasar Batang, Kabupaten Batang, Rabu 17 April 2024.

Wanita yang setiap harinya berprofesi sebagai ibu rumah tangga itu, mengaku meski laba yang didapat tak seberapa, namun karena terdesak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia bersama sang suami rela selama beberapa hari ini, harus begadang hingga dini hari, demi mendapatkan manisnya rezeki di bulan Syawal.

Sri bersama kelima pedagang ketupat lainnya tetap menekuni profesi itu, meski keuntungan yang didapat dari tahun ke tahun kian berkurang. 

“Ya kalau tahun kemarin kami bisa dapat omset Rp700 ribu perhari, lebaran tahun ini cuma Rp500 ribu,” tuturnya.
BACA JUGA:Kemeriahan Festival Lopis Raksasa 2024 yang Jadi Tradisi Syawalan di Kota Pekalongan

Sebagian besar warga Batang memilih untuk membeli ketupat matang, daripada harus membeli atau bahkan membuat sendiri dari janur kelapa. 

Seperti yang dituturkan Sofi yang tiap perayaan Syawalan selalu menjadi pelanggan tetap ketupat matang di Pasar Batang.

Momentum Syawalan bagi warga Batang tak bisa dilepaskan dari perayaan Selamatan yang digelar di masjid maupun Musala setempat, sebagai wujud syukur di hari ketujuh bulan Syawal seluruh warga masih bisa merayakan bersama orang-orang terdekatnya.

BACA JUGA:Syawalan, Forum Relawan Kota Pekalongan Dirikan Pos Pantau dan Patroli Sisir Pantai

“Memang kalau hari Lebaran Syawal itu ya enaknya makan ketupat opor dimakan sama warga di musala. Beda kalau hari biasa itu suasananya ada yang kurang,” tandasnya. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radar pekalongan