Tradisi Sejak Puluhan Tahun, Ribuan Masyarakat Hadiri Khaul Sunan Kajoran Gringgingsari Wonotunggal Batang

Tradisi Sejak Puluhan Tahun, Ribuan Masyarakat Hadiri Khaul Sunan Kajoran Gringgingsari Wonotunggal Batang

KHAUL - Khaul Sunan Kajoran di Desa Gringingsari, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang-Radar Pekalongan/Novia Rochmawati -Radar Pekalongan

BATANG, RADAR PEKALONGAN.DISWAY.ID - Peringatan Khaul Sunan Kajoran Desa Gringgingsari Wonotunggal Batang sudah menjadi tradisi sejak puluhan tahun lalu. Di Tahun ini diprediksi ada sekitar 10 Ribu pengunjung yang mengikuti rangkaian kegiatan khaul dan ziarah ke makam sesepuh Desa, Sabtu 20 April 2024. 

Sunan Kanjoran atau Syekh Abdurohman merupakan wali Allah yang menyebarkan Islam di tanah Gringgingsari, yang dulunya disebut Karang Serno.

"Awal mungkin ada yang bilang dari arab, Cirebon. Mungkin semua benar. Dulu di sini namanya desa Karang Serno. Dimana dulu sebelumnya di sini sempat terjadi pagebluk, melalui perantara Sunan Kanjoran, Allah memberikan keselamatan pada masyarakat hingga akhirnya masuk ke Agam Islam, dan Desanya berubah nama menjadi Desa Gringgingsari, ujar juru kunci Makam Sunan Kajoran, Murodi (43). 

Ia bercerita jika Syekh Abdurrahman Sunan Kajoran datang sekitar 1.400-an Masehi. Sebelumnya, sudah ada pemuka bernama Mbah Wongsogati.

"Mbah Wongsogati minta tolong untuk menyembuhkan penyakit. Setelah disembuhkan minta pada Allah bisa menjalankan salat dan sunahnya.

Setelah itu Mbah wali di sini berjuang untuk tegaknya Islam," katanya.

Untuk menghormati tokoh ulama itu, warga Desa Gringgingsari mengadakan Khaul Syekh Kajoran pada tanggal 9-11 Syawal.

Murodi bercerita bahwa banyak tokoh penting yang berziarah ke makam Sunan Kajoran. Mulai dari imam masjid Nabawi hingga tamu dari Maroko juga Lebanon.

"Kalau Habib Lutfhi sudah pernah datang, sudah tiga atau empat kali. Kadang saat Khaul juga datang. Konon Gus Dur juga pernah datang," ujarnya.

Acara ini diibaratkan sebagai hari raya kedua setelah Idul Fitri, di mana ribuan pengunjung dari berbagai daerah berkumpul untuk mengenang dan merayakan warisan Sunan Kajoran.

Beberapa peninggalan Sunan Kajoran yang masih disimpan yaitu  sorban, tongkat, dan pakaian. Lalu juga sumber air yang dikenal sebagai Sendang Depok, dan masjid.

Kepala Desa Gringgingsari, Khoirudin menyebut Kegiatan dalam tradisi ini meliputi pembacaan manakib, doa bersama di kompleks makam, dan pengajian akbar. Perayaan Khaul berlangsung selama tiga hari dan didatangi sekitar 10 ribu pengunjung.

"Mungkin khaul mulai tercatat, sekitar 40-an tahun lalu," ucapnya.

Ia mengatakan khaul Sunan Kajoran jauh lebih ramai sekarang. Sebab, dulu akses menuju makam Sunan Kajoran masih kurang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radar pekalongan